tomei.id | Kepala Suku SIMAPITOWA Distrik Nabire kota bersama sejumlah pemuda asal Mapia melaksanakan pembersihan lokasi tapal batas adat di bukit rindu Nabire, Papua Tengah, Selasa (14/1/2025).
Diketahui, sebelumnya kegiatan serupa dilaksanakan juga pada, 11 Januari 2025.
Salah satu intelektual Papua Tengah, Musa Boma dalam keterangan mengatakan, kegiatan pembersihan dilaksanakan dengan tujuan menjaga tapal batas adat yang sudah ada.
“Kami melakukan rentes di Tapal batas adat antara Wate, Raiki, dan Warai ini karena jangan sampai dikemudian hari orang ambil tanah sembarangan lalu terjadi masalah itu kami tidak mau maka kami kerja untuk lebih perjelas,”kata Musa dalam keterangan tertulisnya, Selasa (14/1.2025).
Menurut Musa, Wapoga hingga batas Kobougepuga masih memiliki sumber kekayaan alam yang begitu meruah. Sehingga langkah terbaik yang dapat ditempuh oleh generasi muda adalah menjaga dan memelihara alam.
Baca Juga : Pj Gubernur Papua Tengah Lantik Yonathan Demme Tangdilintin Jadi Pj Bupati Mimika
“Karena kami tahu bahwa Provinsi Papua Tengah sudah di Nabire mulai Wapoga hingga pada Kobougepuga tidak ada tanah kosong jangan sampai tanah kami yang kosong di atas itu orang ambil secara antisifasi itu kami kerja,”ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Suku Distrik Nabire Kota, Markus Butu menegaskan pentingnya keterlibatan 14 kepala suku yang ada di wilayah Tota Mapiha saat pembersihan lokasi tapal batas.
“Bukan kepala suki saja tapi semua pegawai negeri, pengusaha, pejabat Mapia, pemuda Mapia yang ada di dalam 14 Distrik di wilayah Tota Mapiha. Kalau kita saling mendengar, saling menghormati saling kerja sama kita bersatu pasti saya percaya kita bisa selesaikan sekalipun itu kerjanya paling berat,”pungkasnya. [*].
Responses (2)