NABIRE, TOMEI.ID | Forum Pegiat literasi Provinsi Papua Tengah mendesak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan sempat segera tarik kembali satu unit mobil bus Perpustakaan keliling dari Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Nabire.
Kerjasama yang dibangun Pemprov Papua Tengah bersama Lanal Nabire dinilai murni praktek diskriminasi terhadap pegiat literasi.
Pegiat Literasi, Alex Giyai menerangkan, TNI memiliki tugas dan tanggungjawab dalam bidang pertahanan, menegakkan hukum, dan menjaga keamanan laut yuridikasi.
Alex bilang, tentara aktif hanya bisa menduduki jabatan di 10 lembaga yang berada di luar institusi TNI yaitu, jabatan pada kantor yang membidangi kordinator politik dan keamanan, intelijen negara, sandi negara, lembaga ketahanan nasional, searah and rescure (SAR) Nasional, Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Mahkamah Agung.
“Dan tidak lebih dari itu, tidak mengambil peran pendidikan dan kesehatan. Apalagi ajukan proposal untuk meminta mobil perpustakaan keliling. Itu salah,”katanya.
Sementara Pemerhati Literasi, Agus Kadepa mendesak Dinas Pendidikan dan kebudayaan Papua Tengah segera menghentikan kerjasama dalam bentuk apapun dengan TNI, untuk penanganan pendidikan formal, non formal dan informal.
“Dinas pendidikan segera cabut kembali penyerahan mobil perpustakaan keliling dari pihak TNI angkatan Laut (Lanal) Nabi,”mintanya.
Dalam waktu dekat pegiat literasi Papua Tengah akan melayangkan surat audiensi kepada dinas pendidikan untuk mempertanyakan maksud dan tujuan atas kerjasama tersebut.
Diketahui, Pemerintah Provinsi (Pemprov) melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Papua Tengah menyerahkan satu unit mobil bus Perpustakaan keliling kepada Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Nabire, pada Kamis, 13 Februari 2025. [*].