MULIA, TOMEI.ID | Konflik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah yang berlangsung sejak November 2024 akhirnya mulai mereda setelah diadakannya ritual adat perdamaian “Belah Kayu Doli” pada Senin, 12 Mei 2025.
Konflik ini telah mengakibatkan sedikitnya 14 korban jiwa, lebih dari 600 orang luka-luka, serta puluhan rumah warga dibakar.
Dalam suasana haru dan syukur, Gubernur Papua Tengah Meki Nawipa didampingi Wakilnya, Deinas Geley menyaksikan langsung prosesi perdamaian yang digelar di halaman Kantor Bupati Puncak Jaya.
baca juga : Pilkada Usai, Masyarakat Puncak Jaya Kembali Bersatu Lewat Ritual “Belah Kayu Doli”
Gubernur Meki menyampaikan apresiasi mendalam kepada semua pihak yang telah berkontribusi mengatasi konflik, terutama jajaran pemerintah daerah, aparat TNI/Polri, serta tenaga medis.
“Terima kasih dari lubuk hati terdalam kepada semua yang telah menyelamatkan nyawa para korban. Nyawa tidak bisa dibeli dengan uang. Mari kita pastikan konflik seperti ini tidak terulang lagi,” ujar Meki Nawipa dalam sambutannya.
Secara khusus, Gubernur Meki memberikan penghargaan kepada Palang Merah Indonesia (PMI), RSUD Mulia, dan puskesmas-puskesmas sekitar yang telah bekerja keras mengevakuasi dan merawat para korban selama masa konflik.
Ia juga menegaskan bahwa tantangan ini menjadi ujian kepemimpinan dirinya dan Deinas Geley sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur pertama Papua Tengah.
“Hari ini Tuhan orang Puncak Jaya, Tuhan orang Lani datang menyelesaikan masalah ini,” ujarnya penuh syukur.
Pernyataan senada juga disampaikan oleh Calon Bupati Puncak Jaya nomor urut 2, Miren Kogoya. Ia menyatakan kesediaan menerima hasil Pilkada yang telah diputuskan oleh Mahkamah Konstitusi pada 7 Mei 2025 dan menyerukan kepada para pendukungnya untuk menghentikan kekerasan.
“Saya dan Pak Mendi mengucapkan selamat kepada Pak Yuni Wonda dan Pak Mus Kogoya. Kami siap mendukung pemerintahan lima tahun ke depan demi Puncak Jaya yang damai,” ujar Miren Kogoya, sembari menyampaikan permohonan maaf kepada para korban atas konflik yang terjadi.
Sementara itu, Wakil Bupati terpilih Yuni Wonda mengaku menyesal atas jatuhnya korban jiwa dan kerugian akibat konflik. Ia menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh keluarga korban dan berkomitmen menjaga perdamaian.
“Dengan Belah Kayu Doli ini, kita sudahi semua pertikaian. Tak ada lagi kubu. Kita satu dalam persaudaraan,” tegas Yuni Wonda.
Prosesi adat ini menandai komitmen seluruh pihak untuk tidak mengulang konflik serupa di masa depan dan mengembalikan harmoni di tengah masyarakat Puncak Jaya. Pemerintah daerah pun berharap agar momentum ini menjadi pelajaran politik damai bagi generasi penerus di wilayah pegunungan tengah Papua tersebut. [*]