Wakil Gubernur Papua Tengah, Deinas Geley, menyampaikan sambutan pembukaan dalam acara Rapat Kerja, Seminar, dan HUT Pemuda GIDI Wilayah Yamo Klasis Yalu yang digelar di Ilu, Kabupaten Yahukimo, Senin (21/7/2025). (Foto: Humas Papua Tengah).
NABIRE, TOMEI.ID | Pemuda GIDI Wilayah Yamo Klasis Ilu menggelar Rapat Kerja, Seminar dan HUT Pemuda GIDI Tahun 2025 di Ilu, Kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah, pada 20-23 Juli 2025.
Kegiatan dengan mengusung tema “Pemuda yang Tampil Beda” ini dibuka secara resmi oleh Wakil Gubernur Papua Tengah, Deinas Geley, dan dihadiri oleh berbagai tokoh penting gereja dan pemerintah dari delapan wilayah GIDI serta satu calon wilayah baru.
Dalam suasana yang penuh kekhidmatan dan semangat rohani, Deinas Geley tampil tidak hanya sebagai pejabat pemerintah, tetapi juga sebagai pribadi yang merendahkan diri. Dalam sambutannya, ia secara terbuka mengakui kesalahan masa lalu dan menyerukan pemulihan wilayah melalui pertobatan sejati.
“Saya berdiri di sini tidak hanya sebagai Wakil Gubernur, tetapi sebagai pribadi yang mau mengakui kesalahan saya di hadapan Tuhan dan seluruh umat GIDI. Wilayah Yamo adalah tempat pertama kali Injil masuk tanpa perlawanan. Namun jika hari ini ada perpecahan, konflik, dan luka, maka saya harus jujur mengatakan: saya yang turut membuatnya. Hari ini saya datang untuk bertobat di hadapan saudara-saudari semua,” ujar Geley dengan suara lantang disambut tepuk tangan jemaat.
Geley menyampaikan bahwa sebelum seseorang mengharapkan perubahan dari Tuhan, ia harus terlebih dahulu mengakui dosanya di hadapan Tuhan dan sesama. Ia menegaskan bahwa tanpa pertobatan, semua doa dan aktivitas pelayanan tidak akan berkenan di hadapan Allah.
“Tuhan tidak bisa mendengar doa orang yang tidak mau mengaku dosanya. Tapi ketika kita rendah hati dan mengaku, maka pemulihan itu nyata. Hari ini saya percaya bahwa pengakuan saya akan membuka pintu pemulihan bagi wilayah Yamo dan seluruh wilayah GIDI lainnya,” ucapnya di hadapan para tokoh gereja dan pemerintah.
Geley menekankan pentingnya tema konferensi, yakni “Pemuda yang Tampil Beda”. Ia menjelaskan bahwa tampil beda bukan sekadar soal penampilan atau gaya hidup, tetapi soal identitas rohani yang kokoh di dalam Kristus.
“Jangan serupa dengan dunia ini. Tapi berubahlah oleh pembaruan budimu. Ini adalah pesan dari Roma 12:2 yang harus menjadi gaya hidup pemuda Kristen hari ini,” katanya.
Ia mengajak para pemuda untuk memiliki hubungan pribadi dengan Tuhan, rutin membaca Alkitab, berdoa, dan berpuasa, sebab dari sanalah datang kekuatan dan kepekaan terhadap kehendak Allah.
“Kalau kita terbiasa dengar suara Tuhan lewat Firman, maka saat kita berbicara dalam doa, Tuhan juga akan mendengar. Dari sanalah akan lahir pemuda-pemuda yang tampil beda, berdampak, dan dipakai menjadi alat kemuliaan Tuhan,” ujarnya dengan tegas.
Sebagai bentuk sinergi antara pemerintah dan gereja, Geley menyampaikan bahwa Pemerintah Provinsi Papua Tengah tengah menjalankan program pembangunan Bukit Doa di delapan kabupaten sebagai fondasi pembangunan spiritual rakyat Papua.
“Kami percaya bahwa pembangunan yang sejati bukan hanya infrastruktur, tapi pembangunan hati, pembangunan jiwa. Pemuda yang hidup dalam doa dan puasa akan jadi pemimpin yang takut akan Tuhan,” tuturnya.
Ia juga mengutip para misionaris pertama di Papua, Otto dan Geisler, sebagai teladan pelayanan yang tulus dan jujur, yang mengalami mujizat karena hidup dalam takut akan Tuhan.
Dalam bagian akhir pidatonya, Deinas Geley memberikan pesan yang menyentuh dan penuh arah kepada para hamba Tuhan dan kader GIDI.
“Bagi yang telah selesai studi teologi, saya mohon: tetaplah melayani di jalur gereja. Jangan semua masuk ke pemerintahan. Kalau tidak ada yang memberitakan Injil, siapa yang meneguhkan iman jemaat?” katanya.
Ia menegaskan bahwa masyarakat Papua punya dua pilar kepemimpinan: pemimpin pemerintahan dan pemimpin rohani, keduanya harus berjalan bersama dan saling melengkapi dalam membangun umat dan daerah.
“Catat baik pesan ini: Komitmenlah untuk menghormati Allah Bapa, hormati Alkitab, suami hormati istri, istri hormati suami, anak-anak hormati orang tua. Jika ini dilakukan, maka kehidupan keluarga dan gereja akan pulih,” tegasnya.
Geley menutup sambutannya dengan seruan untuk membangun gerakan bersama antara gereja, pemerintah, dan pemuda guna memperkuat spiritualitas bangsa menjelang kedatangan Kristus yang kedua.
“Mari bersatu dalam doa, puasa, dan pekabaran Injil secara masif dan terstruktur. Tuhan ingin semua orang diselamatkan. Jadilah saksi-saksi Kristus sampai ke ujung bumi, sebagaimana tertulis dalam Kisah Para Rasul 1:8,” pungkasnya.
Dengan suara penuh keyakinan dan ketulusan, ia menyerahkan seluruh proses konferensi ini kepada Tuhan dan menyatakan dukungan penuh dari Pemerintah Provinsi Papua Tengah terhadap seluruh pelayanan pemuda GIDI.
“Kiranya seluruh peserta, panitia, dan pemimpin gereja dipenuhi kuasa Roh Kudus, dan menjadi generasi yang tampil beda, penuh kuasa, dan berdampak bagi bangsa dan dunia,” tutupnya dengan penuh semangat.
Turut hadir dalam acara tersebut antara lain Presiden GIDI, Wakil Presiden GIDI, Sekjen dan Badan Pekerja Pusat GIDI, delapan ketua wilayah, serta perwakilan dari pemerintahan seperti Bupati Yahukimo, Wakil Bupati Puncak Jaya, Ketua dan anggota DPR Papua Tengah, dan sejumlah pejabat lainnya[*].
TIMIKA, TOMEI.ID | Gubernur Papua Tengah, Meki Nawipa, secara resmi melepas 370 kontingen dari Provinsi…
JAYAPURA, TOMEI.ID | Mantan Koordinator Hukum dan HAM Himpunan Mahasiswa Pelajar Lanny Jaya (HMPLJ) Kota…
DOGIYAI, TOMEI.ID | Bupati Kabupaten Dogiyai, Yudas Tebai, secara resmi menyerahkan Nota Tugas kepada Pelaksana…
JAYAPURA, TOMEI.ID | Koalisi Penegak Hukum dan Hak Asasi Manusia Papua mendesak aparat penegak hukum…
BIAK, TOMEI.ID | PSBS Biak siap mengarungi Liga 1 musim 2025/2026 dengan jadwal padat di…
NABIRE, TOMEI.ID | Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Tengah melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) menggelar…