JAYAPURA, TOMEI.ID | Tujuh perguruan tinggi di Kota Jayapura, Provinsi Papua, yang tergabung dalam Kelompok 26 Jayapura, memperkuat sistem penjaminan mutu akademik melalui program hibah pembinaan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dari Direktorat Jenderal Belmawa Kemendikbudristek.
Upaya strategis ini diwujudkan melalui Lokakarya Teknis Penyusunan Rangkuman Rencana Tindak Lanjut (RTL) yang digelar di Hotel Home Tanah Hitam, Jumat (31/10/2025).
Kegiatan ini menandai tahap penutup dari rangkaian program penguatan mutu akademik bagi perguruan tinggi di wilayah Jayapura.
Tujuh perguruan tinggi yang tergabung dalam Kelompok 26 Jayapura meliputi Universitas Ottow Geissler Papua (UOGP), Institut Swadiri Jayapura, Universitas Sepuluh November Papua, Sekolah Tinggi Filsafat Teologi GKI Izaak Samuel Kijne, Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIPOL) Silas Papare, Universitas Internasional Papua, dan Institut Teknologi dan Bisnis UTBKP Jayapura.
Ketua Panitia sekaligus Direktur Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) UOGP, Reni Koibur, menjelaskan bahwa lokakarya ini merupakan kelanjutan dari tiga kegiatan sebelumnya, dengan fokus menyusun Rencana Tindak Lanjut (RTL) dari hasil audit internal masing-masing kampus.
“Hampir semua peserta pelatihan auditor internal telah lulus, dan kini setiap perguruan tinggi memiliki minimal lima auditor sendiri. Ini menandai kemajuan besar dalam sistem penjaminan mutu,” ujar Reni.
Keberhasilan ini menjadi langkah strategis bagi kampus-kampus di Jayapura yang sebelumnya belum memiliki auditor internal. Kini, perguruan tinggi dapat mandiri dalam proses audit internal dan peningkatan mutu akademik.
“Sebelumnya, banyak kampus yang belum memiliki auditor sendiri. Kini mereka mampu mengawal mutu akademik masing-masing secara mandiri, sebuah langkah penting untuk memperkuat kualitas pendidikan tinggi,” tambahnya.
Kegiatan ini diikuti oleh 70 peserta dari tujuh perguruan tinggi dan mendapat dukungan penuh dari Direktorat Jenderal Belmawa Kemendikbudristek, baik dari sisi pendanaan maupun materi pelatihan.
Reni menegaskan bahwa program ini diharapkan mampu meningkatkan mutu akademik kampus secara signifikan dan mendorong akreditasi program studi ke level lebih tinggi.
“Sebagian besar program studi di kelompok kami sudah berakreditasi ‘Baik’. Ke depan, kami menargetkan peningkatan ke level ‘Unggul’. Terlebih, regulasi baru hanya membagi akreditasi menjadi dua kategori: terakreditasi dan tidak terakreditasi,” jelasnya.
Ia juga menekankan pentingnya dukungan pemerintah daerah untuk keberlangsungan perguruan tinggi swasta di Papua.
“Kami menekankan pentingnya campur tangan pemerintah daerah untuk memastikan perguruan tinggi swasta di Papua tidak hanya bertahan, tetapi juga berkontribusi signifikan dalam pembangunan pendidikan tinggi di Tanah Papua,” tambahnya. [*].
DEIYAI, TOMEI.ID | Pemerintah Kabupaten Deiyai melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) terus…
NABIRE, TOMEI.ID | Kepala Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian, dan Perdagangan Provinsi Papua Tengah, Norberth Mote,…
BOGOR, TOMEI.ID | Himpunan Mahasiswa Perikanan (HIMARIDA) Universitas Djuanda Bogor resmi menggelar Ginosko Aquatic Camp…
JAYAPURA, TOMEI.ID | Komunitas Pelajar Mahasiswa Yahukimo (KPMY) periode 2024–2025 menggelar kegiatan Penerimaan Mahasiswa Baru…
DEIYAI, TOMEI.ID | Sebagai salah satu artefak budaya paling bermakna di Tanah Papua, Noken menyimpan…
DEIYAI, TOMEI.ID | Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Deiyai mendesak Pemerintah Provinsi Papua Tengah…