Berita

Jeffrey Bomanak Serukan Kebenaran tentang Papua kepada Presiden Timor-Leste dalam Forum PBB

DILI, TOMEI.ID | Pemimpin Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat – Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), Jeffrey P. Bomanak, secara terbuka menyerukan kepada Presiden Timor-Leste, José Ramos-Horta, untuk menyatakan kebenaran terkait situasi Papua Barat.

Seruan ini disampaikan dalam Seminar Regional tentang Dekolonisasi yang diselenggarakan oleh Komite Khusus Dekolonisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (C-24).

Dalam pidatonya, Bomanak mengingatkan pentingnya solidaritas antara masyarakat yang pernah dijajah, serta menekankan sejarah kekerasan bersama yang dialami oleh rakyat Timor-Leste dan Papua Barat. Ia menggambarkan perjuangan dekolonisasi bukan hanya sebagai proses politik, tetapi sebagai ritual suci yang harus dijalani secara jujur dan adil.

“Pembebasan dari invasi penjajah dan kebiadaban adalah ritual suci bagi setiap orang yang dijajah. Sebuah ritual suci yang tidak dapat digantikan oleh tipu daya yang nyata, dengan Kedermawanan Batik dan dengan revisionisme sejarah,” ujar Bomanak.

Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa kisah sejarah Papua Barat dan Timor-Leste memiliki akar penderitaan yang sama invasi militer dan genosida namun masih menyisakan satu bab terakhir.

“Sejarah bersama Papua Barat dengan Timor-Leste, invasi dan genosida, membutuhkan satu bab terakhir agar kebebasan juga menjadi kemenangan bersama kita. Bab itu adalah pembebasan Papua Barat.”

Seruan ini muncul dalam konteks meningkatnya perhatian internasional terhadap isu dekolonisasi dan hak penentuan nasib sendiri. Papua Barat, yang sejak 1969 berada di bawah kendali Indonesia melalui proses yang kontroversial, hingga kini masih memperjuangkan pengakuan kemerdekaan secara internasional.

Sebaliknya, Timor-Leste merdeka dari pendudukan Indonesia pada tahun 2002 setelah referendum yang diawasi PBB dan perjuangan panjang bersenjata serta diplomasi internasional. Hubungan sejarah ini menjadi dasar bagi permohonan Bomanak kepada Ramos-Horta untuk tidak membiarkan Papua Barat berjuang sendiri.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari Presiden Ramos-Horta terkait seruan tersebut. Namun, para pengamat menilai bahwa pernyataan Bomanak mempertegas posisi TPNPB-OPM dalam mencari dukungan internasional, terutama dari negara-negara yang memiliki pengalaman serupa dalam perjuangan kemerdekaan.

Seminar ini menjadi momentum penting untuk membuka kembali diskusi internasional soal masa depan Papua Barat di hadapan forum resmi PBB. [*]

Redaksi Tomei

Recent Posts

Protes di Depan Gereja Berujung Penahanan Aktivis, Ruang Demokrasi Papua Selatan Kian Tertekan

MERAUKE, TOMEI.ID | Penanganan aparat terhadap aksi protes damai kembali menimbulkan sorotan di Papua Selatan.…

8 jam ago

Mahasiswa Paniai di Jayapura Kecewa, Pemkab Dinilai Gagal Salurkan Dana TA dan Pemandokan 2025

JAYAPURA, TOMEI.ID | Polemik penyaluran dana tugas akhir (TA) dan dana pemandokan bagi mahasiswa asal…

8 jam ago

Persipuncak Resmi Terima Piala Bergilir Gubernur Cup I, Kadispora Papua Tengah Sampaikan Apresiasi

NABIRE, TOMEI.ID | Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Papua Tengah secara resmi menyerahkan Piala…

8 jam ago

IPPMA Jayapura Rayakan Natal 2025 dengan Dekorasi Simbolik Papua, Serukan Spiritualitas dan Identitas Generasi Muda

JAYAPURA, TOMEI.ID | Ikatan Pemuda Pelajar Mahasiswa/i Apogo (IPPMA) se-Jayapura menggelar Perayaan Natal 2025 di…

8 jam ago

KNPB Sentani: Pembebasan Enam Anggota Harus Jadi Momentum Evaluasi Kinerja Aparat

JAYAPURA, TOMEI.ID | Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Wilayah Sentani menilai pembebasan enam anggotanya pada…

9 jam ago

JPAJ Desak Pemerintah Terbitkan Perda Perlindungan Busana Adat Hubula

WAMENA, TOMEI.ID | Jaringan Perempuan Adat Jayawijaya (JPAJ) yang terdiri dari empat organisasi, Humi Inane,…

1 hari ago