Berita

Kapolres Dogiyai Bantah Tidak Pernah Tembak Warga Sipil, Ini Penjelasan Kapolda Papua Tengah

DOGIYAI, TOMEI.ID | Seorang warga sipil bernama Jebulon Pigai (17) dilaporkan menjadi korban penembakan oleh aparat kepolisian dari Polres Dogiyai di Kampung Deiyapa, Distrik Kamuu Timur, Kabupaten Dogiyai, Papua Tengah, pada Kamis, 12 Juni 2025 sekitar pukul 14.30 WIT.

Menurut keterangan sejumlah saksi mata, insiden penembakan terjadi di tengah situasi pemalangan jalan yang dilakukan sekelompok pemuda setempat. Jebulon Pigai disebut sebagai salah satu warga yang berada di lokasi saat aparat kepolisian melintasi wilayah tersebut.

Namun, Kapolres Dogiyai, Komisaris Polisi (Kompol) Mince Mayor, membantah keras tudingan bahwa anggotanya telah melakukan penembakan terhadap warga sipil.

“Kami tidak pernah menembak warga sipil,” tegas Kompol Mince dalam pernyataan resminya.

Bantahan tersebut menuai kritik dari sejumlah pihak yang menilai pernyataan Kapolres tidak sesuai dengan fakta di lapangan. Beberapa warga menyatakan bahwa aksi penembakan tersebut disaksikan langsung oleh masyarakat setempat.

Menanggapi insiden ini, Kapolda Papua Tengah, Brigjen Pol Afred Papare, memberikan klarifikasi dan mengakui bahwa memang ada tembakan yang dilepaskan oleh anggota Polres Dogiyai sebagai bentuk peringatan.

“Memang penembakan dilakukan oleh aparat kepolisian saat melintasi lokasi. Rombongan masyarakat yang hendak menuju Nabire dihadang oleh sejumlah pemuda,” ujar Brigjen Papare kepada wartawan, Sabtu (14/6/2026).

Kapolda menjelaskan bahwa sebelumnya, aparat telah memberikan imbauan kepada para pemuda agar tidak melakukan pemalangan jalan. Namun, respons yang diterima justru berupa ancaman menggunakan parang dan tindakan pelemparan ke arah rombongan.

“Anggota sudah menyampaikan agar tidak memalang. Tapi karena direspons dengan kekerasan, anggota melepaskan tembakan peringatan. Saat situasi semakin tidak kondusif, dan pengemudi merasa terancam, akhirnya dilepaskan tembakan untuk membubarkan massa,” tambah Kapolda.

Kapolda Papua Tengah juga mengimbau warga yang tinggal di sepanjang jalan trans agar tidak lagi melakukan aksi pemalangan. Menurutnya, tindakan tersebut menyulitkan masyarakat lain yang melintas dan belum tentu memiliki kemampuan ekonomi untuk memenuhi tuntutan pemalangan.

“Jadi saya berharap, masyarakat tidak lagi melakukan aktivitas seperti itu di jalan umum,” tegasnya.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi mengenai kondisi terakhir korban Jebulon Pigai serta langkah hukum lanjutan atas insiden tersebut. [*]

Redaksi Tomei

Recent Posts

Starlink Hentikan Pendaftaran Baru di Indonesia: Sinyal Tekanan Bisnis dan Politik?

Oleh : Wendy Eko Suswinarko Indonesia Layanan internet satelit milik Elon Musk, Starlink, menghentikan sementara…

11 jam ago

Erol Iba Resmi Dampingi PSBS Biak, Pemerintah Dukung Penguatan Fondasi Sepak Bola Papua

BIAK, TOMEI.ID | Pemerintah Kabupaten Biak Numfor menyambut positif langkah strategis manajemen PSBS Biak yang…

12 jam ago

Pemkab Dogiyai Undang Siswa ADik dan ADEM Hadir di Acara Pelepasan

DOGIYAI, TOMEI.ID | Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Dogiyai, Papua Tengah melalui Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga…

12 jam ago

Didukung Gubernur Meki, Rembuk Pemuda Papua Tengah Gagas Perhelatan ini Sambut HAN 2025

TIMIKA, TOMEI.ID | Dalam semangat merayakan Hari Anak Nasional 2025, Rembuk Pemuda Papua Tengah mempersembahkan…

2 hari ago

KPA dan Dinas Pendidikan Paniai Teken MoU, langkah Sosialisasi Bahaya HIV AIDS di Sekolah

NABIRE, TOMEI.ID | Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Paniai, Papua Tengah dan Dinas Pendidikan Kabupaten…

2 hari ago

IPMANAPANDODE Jakarta Gelar Ibadah Syukuran Wisuda Anggota Mee-Yoka

JAKARTA, TOMEI.ID | Ikatan Pelajar dan Mahasiswa/i Nabire, Paniai, Dogiyai, dan Deiyai (IPMANAPANDODE) Mee-Yoka Jakarta…

3 hari ago