Berita

Kebun Teh Sari Wangi Milik Akulian Pakage, Harumkan Nama Kampung Kokobaya Deiyai

DEIYAI, TOMEI.ID| Di tengah hamparan hijau perbukitan Kampung Kokobaya, Kabupaten Deiyai, Provinsi Papua Tengah, berdiri sebuah kebun teh yang kini menjadi simbol kemandirian ekonomi masyarakat adat Papua Tengah.

Kebun Teh Sari Wangi yang dikelola oleh Akulian Pakage bersama masyarakat setempat, menghadirkan sebuah cerita keberhasilan lokal yang berakar kuat pada budaya dan alam.

Berbeda dari kebun-kebun industri pada umumnya, kebun teh ini sepenuhnya dikelola oleh masyarakat adat sendiri. Mereka tidak hanya menjadi pekerja, tetapi juga pemilik dan pengelola sumber daya alam yang mereka warisi secara turun-temurun.

“Ini bukan sekadar usaha tani. Ini adalah cara kami mempertahankan hak atas tanah dan hidup kami sebagai orang adat,” ungkap Akulian Pakage, tokoh lokal sekaligus penggerak utama kebun teh tersebut kepada media ini via pesan singkat, Minggu (4/25).

Menurutnya, kebun ini telah membuka peluang kerja bagi warga Kokobaya, sekaligus meningkatkan taraf hidup masyarakat. Tidak hanya itu, kata dia, pengelolaan yang dilakukan secara tradisional dan ramah lingkungan menjadikan kebun teh ini sebagai contoh pertanian berkelanjutan yang menjaga keseimbangan alam.

“Ini bukan sekadar usaha tani. Ini adalah cara kami mempertahankan hak atas tanah dan hidup kami sebagai orang adat,” ujar Akulian Pakage.

Kebun teh tersebut telah memberikan lapangan kerja bagi masyarakat Kokobaya dan membuka peluang ekonomi baru yang dikelola secara mandiri dan berkelanjutan. Dengan sistem pengelolaan yang ramah lingkungan, masyarakat menjaga harmoni dengan alam sekitar sambil memaksimalkan potensi tanah adat.

“Model ekonomi lokal seperti ini menjadi inspirasi bagi komunitas adat lainnya di Papua dan Indonesia,” ujarnya pakage, lebih lanjut.

Masyarakat adat tidak hanya sebagai penerima program pembangunan, tetapi sebagai aktor utama yang merancang, mengelola, dan menjaga keberlanjutan sumber daya mereka sendiri.

“Kami harap model seperti ini bisa dikembangkan di kampung lain. Ini bukti bahwa masyarakat adat mampu,” kata Akulian Pakage, pemilik pengelolaan kebun teh di Deiyai.

Selain menjadi sumber penghasilan warga, kebun ini juga menjaga kelestarian lingkungan. Tidak ada pembukaan hutan secara masif, semua dilakukan dengan cara tradisional dan ramah alam.

Kisah ini menjadi inspirasi bagi kampung-kampung tetangga di Deiyai maupun wilayah Papua Tengah lainnya. Masyarakat adat bisa dan mampu membangun ekonominya sendiri dengan cara mereka tanpa kehilangan identitas dan kebersamaan. [*]

Redaksi Tomei

Recent Posts

Dugaan Korupsi RSUD Nabire Ditaksir 10 M Masuk Tahap Penyidikan

NABIRE, TOMEI.ID | Kejaksaan Negeri (Kejari) Nabire tengah meningkatkan status penanganan dugaan tindak pidana korupsi…

32 menit ago

PERINDO Papua Tengah Serukan Kolaborasi Bangun Daerah di HUT ke-3 Papua Tengah

NABIRE, TOMEI.ID | Pemerintah dan masyarakat Papua Tengah memperingati hari jadi ke-3 Provinsi Papua Tengah,…

54 menit ago

Papua Tengah Peringati HUT ke-3: Gubernur Meki Ajak Masyarakat Bangun Provinsi Bersama

NABIRE, TOMEI.ID | Pemerintah Provinsi Papua Tengah bersama masyarakat memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-3…

13 jam ago

Wagub Geley: KONI Papua Tengah Harus Jadi Pilar Pembinaan Atlet yang Tangguh

MIMIKA, TOMEI.ID | Wakil Gubernur Papua Tengah, Deinas Geley, S.Sos., M.Si., menegaskan pentingnya peran strategis…

23 jam ago

Pemkab Nabire Distribusikan Cadangan Beras Pemerintah untuk Warga Rentan

NABIRE, TOMEI.ID | Pemerintah Kabupaten Nabire melalui Dinas Ketahanan Pangan secara resmi meluncurkan penyaluran Cadangan…

23 jam ago

Amandus Gabou: Sukikai Selatan Butuh Perhatian Serius dari Pemerintah Dogiyai

DOGIYAI, TOMEI.ID | Anggota DPRD Kabupaten Dogiyai, Amandus Gabou, menegaskan bahwa Distrik Sukikai Selatan masih…

1 hari ago