Berita

Ketua KPA Papua Tengah Lantik Pengurus KPA Deiyai, Bupati Mote: Ini Pekerjaan Mulia

WAGHETE, TOMEI.ID | Ketua Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Papua Tengah, Frenny Anouw, secara resmi melantik pengurus KPA Kabupaten Deiyai periode 2025–2030 di Aula BKPSDM Deiyai, Rabu (8/10/2025).

Kegiatan tersebut dihadiri Bupati Deiyai Melkianus Mote, Plt. Kepala Dinas Kesehatan Mandos Mote, serta sejumlah pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD).

KPA Deiyai kini dipimpin Maksimus Pigai, bersama jajaran pengurus yang berasal dari unsur tenaga medis, aktivis, dan tokoh masyarakat. Dalam sambutannya, Frenny Anouw menegaskan bahwa pelantikan ini merupakan pelantikan pertama KPA di tingkat kabupaten sejak Provinsi Papua Tengah menerima mandat kelembagaan dari Gubernur Meki Nawipa.

“Gubernur dan Bupati Deiyai sangat peduli terhadap keselamatan manusia. Bukti nyatanya, mereka bergerak cepat membentuk dan mendukung KPA di provinsi maupun kabupaten,” ujar Frenny.

Ia menambahkan, keberadaan KPA Deiyai menjadi simbol nyata kepedulian terhadap sesama dan langkah awal membangun kesadaran publik mengenai HIV/AIDS.

“Pelantikan di Deiyai ini yang pertama. Itu berarti Bupati Mote peduli terhadap manusia Deiyai. HIV/AIDS harus menjadi perhatian bersama agar kita semua bisa tetap menjadi tuan di atas tanah Papua,” tegasnya.

Berdasarkan data sementara, tercatat 261 orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Kabupaten Deiyai. Angka tersebut diperkirakan belum mencerminkan kondisi sebenarnya karena sebagian masyarakat belum menjalani pemeriksaan. Untuk itu, KPA akan menerapkan sistem “jemput bola” dengan turun langsung ke lapangan melakukan sosialisasi, sementara Dinas Kesehatan akan menindaklanjuti secara medis berdasarkan hasil temuan lapangan.

Frenny juga menekankan pentingnya dukungan lintas sektor, termasuk penyediaan alat pelindung diri (APD) bagi tenaga KPA yang bertugas di masyarakat.
Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Kesehatan Deiyai Mandos Mote menegaskan pentingnya sinergi antara KPA dan Dinas Kesehatan dalam membangun kesadaran publik.

“Kami akan memperkuat kegiatan penyadaran sejak tingkat SD hingga SMA, serta masyarakat umum. Kami juga akan membuat modul sosialisasi bersama KPA agar kegiatan edukasi berjalan seirama,” ujarnya.

Ketua KPA Deiyai Maksimus Pigai berharap dukungan penuh dari para rohaniawan dan lembaga keagamaan dalam menyebarkan pesan moral tentang pencegahan HIV/AIDS.

“Para rohaniawan jangan hanya khotbah soal keselamatan jiwa di akhirat, tapi juga keselamatan nyawa manusia di dunia ini,” tuturnya.

Dalam kesempatan yang sama, Bupati Deiyai Melkianus Mote menegaskan bahwa penanggulangan HIV/AIDS merupakan pekerjaan berat sekaligus mulia. Ia bahkan mengungkapkan pernah menjadi relawan HIV/AIDS selama dua tahun, sehingga memahami tantangan sosial di lapangan.

“Jujur saja, memeriksa diri sendiri saja itu sulit. Karena itu, kita semua harus bersinergi KPA, RSUD, Dinkes, DPMK, dan lembaga pemberdayaan perempuan harus kerja sama,” tegasnya.

Bupati Mote juga menekankan pentingnya kolaborasi dengan LSM, lembaga keagamaan, sekolah, dan organisasi kepemudaan untuk memperluas jangkauan edukasi publik.

“Di sekolah harus lewat guru, di gereja dan masjid lewat rohaniawan, sementara untuk pemuda bisa lewat KNPI atau KONI,” katanya.

Ia menegaskan dukungan penuh terhadap KPA Deiyai, namun mengingatkan agar setiap program dijalankan secara terukur dan akuntabel.

“Dana hibah akan saya berikan kalau mereka bekerja nyata. Sama seperti KNPI dan KONI kalau tidak kerja, saya tidak akan kasih. Kita harus bantu diri kita sendiri, karena tidak ada orang lain yang datang bantu,” tegasnya.

Sebagai wujud komitmen pemerintah daerah dalam melindungi para relawan, Bupati Mote menegaskan bahwa pada tahun 2026 seluruh pengurus KPA dan LSM aktif di Deiyai akan diikutsertakan dalam program BPJS Ketenagakerjaan, sebagai bentuk perlindungan sosial bagi tenaga kemanusiaan yang bekerja di lapangan. [*].

Redaksi Tomei

Recent Posts

Dampak Kontak Senjata di Wandai: Warga Mengungsi Massal, HRD Minta Pos Militer Dievaluasi

INTAN JAYA, TOMEI.ID | Eskalasi konflik bersenjata kembali terjadi di Kabupaten Intan Jaya. Kontak tembak…

10 jam ago

Bukan Lewat Kemendagri, Intelektual Kapiraya Tuntut Sengketa Batas Adat Mimika Diselesaikan Secara Adat

NABIRE, TOMEI.ID | Intelektual asal wilayah Kapiraya, Agusten Yupy, menyampaikan kritik keras terhadap rencana Pemerintah…

12 jam ago

Tingkatkan Peran OAP, Pemprov Papua Tengah Gelar Bimtek E-Katalog dan Mini Kompetisi

NABIRE, TOMEI.ID | Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Tengah menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Katalog Elektronik versi…

13 jam ago

Pemprov Papua Tengah Perluas Jangkauan Layanan Kesehatan Menuju Delapan Kabupaten

NABIRE, TOMEI.ID | Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Tengah menegaskan komitmennya untuk memperluas jangkauan pelayanan kesehatan,…

15 jam ago

Evaluasi Program Kesehatan 2025: Dinkes Papua Tengah dan UNICEF Identifikasi Strategi Perbaikan Layanan

NABIRE, TOMEI.ID | Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P2KB) Provinsi Papua Tengah bersama…

15 jam ago

Peringati 11 Tahun Tragedi Paniai Berdarah, Mahasiswa di Jayapura Desak Negara Tuntaskan Pelanggaran HAM Berat

JAYAPURA, TOMEI.ID | Memasuki 11 tahun Tragedi Paniai Berdarah 8 Desember 2014, mahasiswa asal Kabupaten…

15 jam ago