Berita

Kontak Senjata di Kiwirok, TPNPB Klaim Pukul Mundur TNI dan Bakar Sekolah yang Dijadikan Pos Militer

KIWIROK, TOMEI.ID | Baku tembak kembali meletus antara pasukan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) dan aparat Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan.

Dalam siaran pers yang diterima tomei.id pada Rabu (15/10/2025), Komando Nasional (KOMNAS) TPNPB mengklaim berhasil memukul mundur pasukan TNI serta membakar sebuah sekolah yang diduga dijadikan pos militer oleh aparat keamanan.

Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom, menjelaskan bahwa kontak senjata berlangsung sejak 12 Oktober 2025 dan menyebabkan seorang anggota TPNPB bernama Soni Taplo mengalami luka tembak di bagian tangan.

“Soni Taplo mengalami luka tembak, namun dalam keadaan sadar,” ujar Sebby Sambom dalam keterangannya.

TPNPB juga mengaku bertanggung jawab atas pembakaran bangunan sekolah yang digunakan aparat militer sebagai pos pertahanan di wilayah Kiwirok.

Menurut Sambom, tindakan tersebut merupakan bagian dari operasi militer yang secara tegas ditujukan kepada aparat TNI dan seluruh fasilitas yang mereka manfaatkan.

“Operasi yang kami lancarkan jelas terhadap aparat militer Indonesia dan semua fasilitas yang mereka gunakan,” tegasnya.

Lebih lanjut, TPNPB menuding TNI melakukan serangan balasan yang menyasar permukiman warga, kamp pengungsian, dan area perkebunan masyarakat. Mereka mengecam penggunaan drone dan pesawat tempur Super Tucano buatan Brasil yang diduga menyebabkan kerusakan rumah, harta benda, serta menewaskan hewan ternak milik warga.

“Kami menegaskan kepada Presiden Prabowo Subianto dan seluruh kabinetnya agar menghentikan serangan udara melalui pesawat tempur Super Tucano dan drone militer yang kerap menjadikan warga sipil sebagai korban,” ujar Sambom.

TPNPB juga menantang TNI untuk menghadapi pertempuran terbuka di medan perang.

“Jika ingin mengejar kami, silakan perang senjata lawan senjata di medan tempur. Kita buktikan di lapangan melalui perang gerilya,” katanya menambahkan.

Dalam pernyataannya, TPNPB menegaskan bahwa perjuangan mereka telah berlangsung lebih dari 63 tahun dalam upaya menuntut kemerdekaan Papua dan menolak pendudukan yang mereka sebut sebagai ilegal oleh pemerintah Indonesia.

Siaran pers tersebut ditandatangani oleh jajaran pimpinan tinggi TPNPB-OPM, yaitu Panglima Tinggi Jenderal Goliat Tabuni, Wakil Panglima Letnan Jenderal Melkisedek Awom, Kepala Staf Umum Mayor Jenderal Terianus Satto, dan Komandan Operasi Umum Mayor Jenderal Lekagak Telenggen. [*].

Redaksi Tomei

Recent Posts

Peringatan Hari HAM di Jayapura: Suara Rakyat Papua, Kritik Komnas HAM atas Operasi Militer

JAYAPURA, TOMEI.ID | Peringatan Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Sedunia, Rabu (10/12/2025), diwarnai aksi unjuk…

12 menit ago

Peran Krusial Tokoh Agama dalam Layanan Kesehatan Papua Tengah

NABIRE, TOMEI.ID | Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Tengah menghelat pelatihan keluarga sehat dan peran serta…

18 menit ago

10 Tuntutan Strategis KNPB Sorong Raya Peringati Hari HAM Internasional

SORONG, TOMEI.ID | Ratusan massa aksi yang tergabung dalam Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Wilayah…

48 menit ago

Hari HAM di Jayapura: Mahasiswa Papua Tuntut Referendum, Soroti 103 Ribu Pengungsi Internal

JAYAPURA, TOMEI.ID | Peringatan Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Sedunia pada Rabu (10/12/2025) di Jayapura…

57 menit ago

Pemkab Puncak Jaya Gelar Pasar Murah untuk Tekan Inflasi Jelang Natal 2025

MULIA, TOMEI.ID | Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Puncak Jaya melalui Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, dan Perdagangan…

1 jam ago

Hari HAM Internasional, KNPB Sorong Raya Gelar Aksi “Darurat HAM di Papua”

SORONG, TOMEI.ID | Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Wilayah Sorong Raya bersama KNPB wilayah Maybrat…

2 jam ago