JAYAPURA, TOMEI.ID | Komunitas Pelajar Mahasiswa Yahukimo (KPMY) periode 2024–2025 menggelar kegiatan Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) di Jayapura pada Jumat, 31 Oktober 2025.
Acara berlangsung di Museum Expo Waena, dengan mengusung tema “Menjadi Cahaya Bagi Sesama untuk Harapan Masa Depan Yahukimo.”
Kegiatan ini dihadiri oleh Wakil Bupati Kabupaten Yahukimo, sejumlah anggota DPRD Kabupaten Yahukimo, anggota DPRP Papua Pegunungan, serta para mahasiswa dan masyarakat Yahukimo yang berdomisili di Sentani, Jayapura, dan Keerom.
Kehadiran para pejabat dan tokoh masyarakat ini menunjukkan dukungan penuh terhadap kegiatan yang dinilai penting bagi pembinaan generasi muda Yahukimo.
Dalam sambutannya, Ketua KPMY, Edius Bayage, menegaskan bahwa kegiatan penerimaan mahasiswa baru tidak hanya sekadar acara seremonial, tetapi juga menjadi wadah pembentukan karakter dan pola pikir rasional mahasiswa melalui kegiatan seminar dan diskusi ilmiah.
“PMB harus menjadi ruang bagi mahasiswa untuk mengasah cara berpikir kritis dan menyampaikan gagasan secara intelektual. Karena itu, kami padukan kegiatan ini dengan seminar agar mahasiswa dapat belajar mengungkapkan pikiran secara terbuka dan ilmiah,” jelas Edius Bayage.
Sementara itu, Wakil Bupati Yahukimo secara resmi membuka kegiatan tersebut. Dalam sambutannya, ia menyampaikan apresiasi kepada KPMY atas inisiatifnya menggelar kegiatan positif yang melibatkan banyak mahasiswa Yahukimo di Jayapura.
“Kami sangat mengapresiasi langkah KPMY yang telah melaksanakan kegiatan ini. Kegiatan seperti ini harus terus dijaga sebagai ajang pembinaan dan persaudaraan bagi mahasiswa Yahukimo di kota studi,” ujarnya.
Kegiatan PMB KPMY juga menghadirkan lima pemateri berkompeten yang membawakan materi seputar kepemimpinan, kebudayaan, pendidikan, dan pembangunan daerah. Setiap materi dipilih oleh panitia dan pengurus KPMY sesuai dengan konteks kebutuhan mahasiswa Yahukimo.
Ketua Panitia, Hendrik Keroman, berharap agar seluruh peserta menjaga kekompakan dan keharmonisan selama kegiatan berlangsung.
“Kita semua harus menjunjung tinggi kebersamaan agar kegiatan ini berjalan sukses hingga akhir. KPMY adalah rumah kita bersama,” ujarnya.
Namun, di tengah berlangsungnya kegiatan, sempat terjadi dinamika dan kericuhan yang menyebabkan beberapa peserta mengalami luka ringan dan harus mendapatkan perawatan medis. Insiden tersebut dipicu oleh tuntutan sebagian mahasiswa terhadap pemerintah Kabupaten Yahukimo terkait transparansi dan akuntabilitas penyaluran dana beasiswa.
Koordinator lapangan, Beni Pahabol, menyampaikan aspirasi agar pemerintah daerah dapat menyalurkan dana beasiswa secara terbuka dan merata bagi seluruh mahasiswa Yahukimo.
“Kami meminta agar proses pencairan beasiswa dilakukan secara transparan dan tunai, supaya semua mahasiswa yang berhak juga bisa merasakan bantuan dari pemerintah Kabupaten Yahukimo,” tegasnya.
Menanggapi hal itu, pihak pengurus KPMY menyatakan siap menyalurkan aspirasi tersebut kepada pemerintah daerah.
“Kami akui adanya ketidakjelasan dalam proses beasiswa ini, dan kami akan meneruskan desakan para mahasiswa kepada pihak berwenang agar aspirasi ini mendapat perhatian serius,” ungkap Edius Bayage.
Ia menutup kegiatan dengan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berpartisipasi dan mendukung terselenggaranya acara PMB KPMY, termasuk pemerintah daerah, masyarakat, serta senior intelektual Yahukimo.
“Dinamika dalam organisasi adalah hal wajar. Namun, kita harus menyadari bahwa kekerasan fisik tidak pernah menjadi solusi. Sebagai mahasiswa, kita harus berpikir dan bertindak secara intelektual berdasarkan argumentasi dan substansi,” tegasnya.
Kegiatan PMB KPMY ini diharapkan menjadi momentum awal bagi mahasiswa baru Yahukimo di Jayapura untuk membangun semangat persaudaraan, intelektualitas, serta komitmen terhadap kemajuan daerah asalnya. [*].











