Berita

Menangis untuk Masa Depan Port Numbay, PKK dan Dinkes Jayapura Kejar Target Papua Emas 2041

JAYAPURA, TOMEI.ID | Sebuah peringatan keras sekaligus ajakan emosional menggema dalam pembukaan Sosialisasi Perlindungan Anak dan Pengembangan Keluarga Asli Port Numbay di Hotel Horison Kota Raja, Rabu (17/12/2025).

Kegiatan kolaborasi Dinkes dan TP-PKK Kota Jayapura ini bukan sekadar seremoni, melainkan upaya penyelamatan generasi dari ancaman kepunahan kualitas SDM.

Ketua TP-PKK Kota Jayapura, Ny. Nerlince Wamuar Rollo, tak kuasa menahan tangis saat mempertanyakan eksistensi masyarakat adat Port Numbay di masa depan. Ia menyoroti lemahnya data dasar yang menjadi batu sandungan perencanaan masa depan.

“Kalau data dasar saja kita tidak tahu, bagaimana kita mau bicara masa depan? Dua puluh tahun ke depan, orang Port Numbay ini masih ada atau tidak?” tegas Nerlince dengan nada emosional di hadapan peserta.

Sebagai sosok yang menyebut dirinya sebagai “Mama” bagi warga Port Numbay, Nerlince menegaskan bahwa tiga hari kegiatan ini (17-19 Desember) adalah penentu nasib generasi 20 tahun mendatang. Ia juga “menantang” para intelektual, ASN, hingga politisi asal Port Numbay untuk hadir pada hari terakhir guna memberikan sumbangsih nyata.

Sejalan dengan keresahan tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura, drg. Juliana Napitupulu, menekankan bahwa kunci “Papua Emas 2041” terletak pada perlindungan perempuan dan anak melalui pendekatan siklus hidup.

Juliana membedah isu krusial terkait kesehatan reproduksi, termasuk pencegahan kehamilan berisiko “4T” (Terlalu Tua, Terlalu Muda, Terlalu Sering, dan Terlalu Banyak). Ia juga menyentil kurangnya peran laki-laki dalam pendampingan kehamilan.

“Masih banyak ibu hamil datang ke puskesmas sendiri. Kehamilan sering dianggap hanya urusan istri. Padahal, dukungan suami sangat vital secara fisik dan emosional,” ujar Juliana, sembari mengingatkan kembali program “Suami Siaga” yang telah dicanangkan awal Desember lalu.

Kegiatan yang diikuti oleh perwakilan 10 kampung adat di Kota Jayapura ini menghadirkan narasumber dari Universitas Cenderawasih dan dokter spesialis. Fokus utamanya jelas: memastikan Orang Asli Port Numbay tidak menjadi penonton di tanah sendiri saat Indonesia mencapai masa keemasannya. [*].

Redaksi Tomei

Recent Posts

Mandiri Tanpa Bergantung ke Pemda, Komunitas Literasi Dogiyai Maju Targetkan Perpustakaan Swadaya di 2026

DOGIYAI, TOMEI.ID | Menolak berpangku tangan pada bantuan Pemerintah Daerah, Komunitas Literasi Dogiyai Maju (KLDM)…

5 jam ago

Jalan Trans Wamena–Nduga ‘Makan Korban’, Legislator Soleh Elopere: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab!

NDUGA, TOMEI.ID | Kondisi Jalan Trans Wamena–Nduga yang hancur lebur kembali memicu kecaman keras. Anggota…

6 jam ago

Rayakan Malam Natal, Pastor Otovianus Taena: Kristus Hadir Selamatkan Keluarga

NABIRE, TOMEI.ID | Ratusan umat Katolik memadati Gereja Paroki Santo Yosep Nabire Barat untuk mengikuti…

13 jam ago

Pemprov Papua Tengah Tetapkan UMP 2026 Sebesar Rp4,28 Juta, Perusahaan Pelanggar Terancam Cabut Izin

NABIRE, TOMEI.ID | Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Tengah, resmi menetapkan Upah Minimum Provinsi (UMP) untuk…

1 hari ago

IPMAPAN Sorong Matangkan Persiapan Natal 2025 Bertema Damai dan Persaudaraan

SORONG, TOMEI.ID | Ikatan Pelajar dan Mahasiswa/i Paniai (IPMAPAN) se-Kota Studi Sorong, Papua Barat Daya,…

1 hari ago

PMKRI Cabang Nabire Serahkan Aspirasi ke Polda Papua Tengah, Desak Pengusutan Tuntas Kasus Pembunuhan Pdt. Neles Peuki

NABIRE, TOMEI.ID | Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Nabire menyerahkan aspirasi kepada Polda…

2 hari ago