PMKRI Cabang Aimas Gelar Nobar dan Diskusi Peringati Hari HAM Sedunia

oleh -1154 Dilihat
Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Aimas Santa Monika menggelar kegiatan nonton bareng (nobar) dan diskusi dalam rangka memperingati Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Sedunia. di Margasiswa PMKRI Cabang Aimas Santa Monika, Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya, Rabu (10/12/2025). (Foto: Eskop Wisabla/tomei.id).

AIMAS, TOMEI.ID | Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Aimas Santa Monika menggelar kegiatan nonton bareng (nobar) dan diskusi dalam rangka memperingati Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Sedunia.

Acara tersebut berlangsung di Margasiswa PMKRI Cabang Aimas Santa Monika, Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya, Rabu (10/12/2025).

banner 728x90

Ketua Presidium PMKRI Cabang Aimas Santa Monika, Silvester Mate, menegaskan bahwa peringatan Hari HAM Sedunia harus menjadi momentum bagi mahasiswa untuk merefleksikan kondisi penegakan HAM yang masih krisis di Indonesia, khususnya di Papua.

“Peringatan Hari HAM bukan sekadar seremonial. Ini adalah saat bagi kita mengevaluasi sejauh mana martabat manusia dijaga. Mahasiswa sebagai agen perubahan wajib berada di garda terdepan dalam memperjuangkan hak-hak yang terampas,” ujar Mate usai kegiatan.

baca juga: Wabup Paulus Ajambuani Lantik Pengurus IPMM Sorong, Tekankan Wadah Organisasi sebagai Fondasi SDM Tambrauw

Mate menambahkan, diskusi tersebut digelar untuk meningkatkan kesadaran anggota dan masyarakat mengenai isu-isu HAM, terutama yang menyangkut perempuan dan wilayah konflik.

Kegiatan tersebut menghadirkan dua narasumber dengan tema yang relevan terhadap situasi HAM saat ini.

Narasumber pertama, Maria Baru, membawakan materi berjudul “Perempuan Muda Harus Melawan Kekerasan Berbasis Gender Seksual (KBGS)”. Ia menekankan pentingnya pemberdayaan perempuan muda agar mampu mengenali, mencegah, dan menolak segala bentuk kekerasan berbasis gender.

Maria mendorong perempuan muda untuk berani bersuara ketika menghadapi kekerasan. Ia menegaskan bahwa korban perlu mendapatkan dukungan hukum, pendampingan psikologis, serta ruang aman untuk menyampaikan pengalaman mereka.

Narasumber kedua, Lamberti Faan, membahas “Peran Perempuan Papua di Wilayah Konflik”. Faan menyoroti posisi perempuan Papua yang kerap mengalami dampak langsung konflik, tetapi pada saat yang sama memegang peran penting sebagai penjaga perdamaian dan pelestari nilai-nilai lokal.

Menurutnya, perempuan Papua menghadapi tantangan berlapis, mulai dari kekerasan, trauma, hingga keterbatasan akses terhadap keadilan dan layanan pemulihan.

Diskusi berlangsung hangat dan interaktif. Peserta aktif mengajukan pertanyaan serta memberikan tanggapan kritis terhadap materi yang disampaikan. Antusiasme tersebut dinilai sebagai sinyal positif bahwa isu HAM terus mendapat perhatian generasi muda.

PMKRI Cabang Aimas Santa Monika berharap kegiatan ini dapat menjadi alarm kesadaran bagi anggota dan masyarakat, khususnya perempuan Papua, terkait kompleksitas persoalan HAM di Tanah Papua. Mereka menegaskan komitmennya untuk terus menghidupkan semangat perjuangan HAM dan keadilan sosial di setiap kegiatan kaderisasi maupun advokasi. [*].

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.