Berita

Raker II Papua Tengah: Gubernur Nawipa Beberkan Realitas Fiskal, Fokus Prioritas Pembangunan Harus Dirapikan

PUNCAK JAYA, TOMEI.ID | Gubernur Papua Tengah, Meki Nawipa, bersama delapan bupati se-wilayah, menggelar Rapat Kerja (Raker) ke-II di Sasana Kaonak, Kantor Bupati Puncak Jaya, Rabu–Kamis, 24–25 September 2025. Forum strategis ini bukan hanya merumuskan program, tetapi juga menjadi ruang evaluasi kondisi fiskal provinsi yang sedang menghadapi tekanan serius.

Dalam sambutannya, Gubernur Nawipa membeberkan kondisi APBD Papua Tengah yang anjlok drastis. Dari APBD induk 2025 senilai Rp3,88 triliun yang sempat naik menjadi Rp4 triliun pada perubahan, proyeksi 2026 justru diprediksi mentok di Rp2,4 triliun. Setelah pemotongan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD), angka itu terjun bebas hanya menyisakan Rp1,447 triliun.

“Turun 56 persen hanya sekali. Jangan sampai bupati-bupati berpikir provinsi punya uang banyak. Kita hanya Rp1,4 triliun. Otsus turun 64 persen, DBH turun 67 persen, DAU turun 18 persen, bahkan DAK fisik tinggal Rp932 juta. Jadi program ke depan harus benar-benar dirapikan,” tegasnya.

Nawipa menekankan, ketergantungan ekonomi Papua Tengah pada sektor tambang membuat pertumbuhan sangat rentan. Sejak smelter Gresik terbakar dan ekspor mineral sempat terhenti, ekonomi Papua Tengah minus 25 persen pada kuartal I 2025. Meski sempat pulih di kuartal II, ia memperingatkan kuartal III dan IV berpotensi kembali negatif akibat faktor eksternal.

Di tengah keterbatasan fiskal, Gubernur Nawipa menawarkan langkah strategis: merebut kembali posisi Papua Tengah sebagai pemegang saham utama Bank Papua. Menurutnya, pembagian saham empat provinsi baru membuka peluang Papua Tengah bersama kabupaten bisa menjadi pengendali, sehingga bank daerah benar-benar menopang pembangunan lokal.

“Kalau kita jadi pemegang saham utama, kita bisa kendalikan Bank Papua untuk membangun Papua Tengah,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Gubernur Papua Tengah menegaskan perlunya penajaman skala prioritas. Ia meminta setiap kabupaten hanya mengajukan dua program utama untuk 2026 agar eksekusi lebih realistis dengan kondisi fiskal saat ini.

“Jangan lebih dari itu. Kita harus sesuaikan dengan kenyataan keuangan daerah. Tertulis saja, supaya jadi pertimbangan bersama,” tegasnya.

Dengan kondisi fiskal yang tertekan, pemerintah provinsi menekankan pentingnya efisiensi, fokus, dan koordinasi.

Gubernur Nawipa menutup sambutannya dengan ajakan kolaborasi: “Program pendidikan gratis, layanan kesehatan, listrik, hingga infrastruktur tetap harus berjalan. Tapi dengan kondisi ini, kita harus lebih rapi dan lebih fokus untuk Papua Tengah yang kuat dan berkelanjutan,” pungkasnya. [*].

Redaksi Tomei

Recent Posts

Mulia, Kota Sejuk di Pegunungan yang Menjadi Simbol Harmoni Papua

PUNCAK JAYA, TOMEI.ID | Di antara deretan pegunungan yang diselimuti kabut tebal, berdiri sebuah kota…

20 jam ago

Kejurnas Motoprix Seri II Resmi Dibuka, Gubernur Papua Tengah Dorong Revitalisasi Otomotif

NABIRE, TOMEI.ID | Gubernur Papua Tengah, Meki Nawipa, secara resmi membuka Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Motoprix…

24 jam ago

Tindakan Manusia Melampaui Rencana Allah

Oleh: Doganak Lewi Pabika Manusia adalah bungsu dari segala ciptaan Tuhan (bdk. Kej. 1: 26).…

2 hari ago

Kepala Kampung Kegata Wujudkan Komitmen Pendidikan, Salurkan Dana Signifikan untuk Pelajar dan Mahasiswa

DOGIYAI, TOMEI.ID | Kepala Kampung Kegata, Distrik Piyaiye, Kabupaten Dogiyai, Meki Kegou, menegaskan komitmennya pada…

2 hari ago

Gedung Gereja Kingmi Kalvari Bomou II Diresmikan, Jadi Pusat Iman dan Kebersamaan di Deiyai

DEIYAI, TOMEI.ID | Jemaat Kingmi Kalvari Bomou II di Kabupaten Deiyai merayakan momen bersejarah dengan…

2 hari ago

47 Desa di Dogiyai Terima Alokasi Dana Desa 2025 Lebih dari Rp1 Miliar

DOGIYAI, TOMEI.ID | Kabupaten Dogiyai, Papua Tengah, pada tahun anggaran 2025 menerima kucuran dana desa…

2 hari ago