Berita

Tolak Pemekaran Kabupaten Mapia Raya, Obeth Pugiye : Kami Butuh Keadilan, Bukan Kabupaten Baru

BOGOR, TOMEI.ID | Penolakan terhadap rencana pembentukan Daerah Otonomi Baru (DOB) Kabupaten Mapia Raya, di Papua Tengah, kembali disuarakan.

“Hal ini, saya sebagai anak adat, putra daerah yang juga calon intelektual muda Tota Mapia yang kini menempuh pendidikan di Universitas Pakuan, Bogor, secara tegas menyampaikan kritiknya terhadap rencana pemekaran wilayah tersebut oleh sekelompok orang elit politik lokal asal Mapia”.

Dalam pernyataan tertulisnya, mahasiswa tersebut menilai bahwa pemekaran wilayah bukanlah solusi tepat bagi permasalahan yang dihadapi masyarakat adat di Tota Mapiha. Ia menyoroti bahwa pembangunan, pendidikan, dan layanan kesehatan yang dibutuhkan rakyat justru kerap terpinggirkan oleh proyek-proyek pemekaran yang lebih menguntungkan elit politik.

“Saya menolak dengan tegas pembentukan Kabupaten Mapia Raya. Rakyat tidak butuh kabupaten baru. Rakyat butuh akses pendidikan, layanan kesehatan, dan pembangunan yang merata,” tulisnya Pugiye, saat diterima keterangan tertulis.

Ia juga mengingatkan bahwa pemekaran wilayah berpotensi menciptakan konflik sosial baru, sekaligus mengancam eksistensi masyarakat adat serta kelestarian alam dan budaya lokal yang telah dijaga turun-temurun.

Menurutnya, pemerintah pusat dan DPR RI seharusnya lebih memprioritaskan perbaikan tata kelola pemerintahan yang ada, memperkuat pelayanan publik, serta memberdayakan masyarakat lokal secara nyata, bukan terjebak dalam logika pemekaran yang hanya menambah beban struktural dan memperuncing ketimpangan.

“Kami butuh perubahan yang nyata, bukan proyek-proyek jangka pendek yang hanya memperburuk kehidupan masyarakat dan merusak alam Tota Mapiha,” tegasnya.

Penolakan ini mencerminkan suara kritis dari generasi muda Papua yang mulai menyadari pentingnya pembangunan yang humanis, berkelanjutan, dan berpihak pada masyarakat adat.

Pernyataan ini sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat adat, alam Mapia dan demi untuk generasi penerus yang sedang duduk di bangku pendidikan. Maka, saya sebagai putra daerah dan juga sebagai status mahasiswa asal Tota Mapiha, yang menegaskan bahwa sebagai anak adat, ia memiliki tanggung jawab moral untuk bersuara. [*]

Redaksi Tomei

Recent Posts

Bakal Hujan, BMKG Imbau Warga Nabire Waspada

NABIRE, TOMEI.ID | Hujan deras bakal mengguyur Kabupaten Nabire pada malam hari ini, Selasa (14/10/2025).…

4 jam ago

Festival Danau Paniai 2025: Mama-Mama Paniai Serukan Stop Buang Sampah ke Kali Enarotali

ENAROTALI, TOMEI.ID | Meski festival berlangsung meriah, mama-mama Paniai menyerukan secara tegas agar masyarakat berhenti…

4 jam ago

Energi Baru Mutiara Hitam: Coach Rahmad Darmawan Pimpin Latihan Perdana Persipura di Stadion Mandala

JAYAPURA, TOMEI.ID | Tim kebanggaan Papua, Persipura Jayapura, memulai babak baru di bawah komando Coach…

5 jam ago

KONI Papua Tengah Mantapkan Konsolidasi dan Arah Program Kerja 2025–2029

NABIRE, TOMEI.ID | Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Papua Tengah resmi memantapkan langkah awal…

5 jam ago

Usai Didenda Komdis Rp40 Juta, Persipura Fokus Hadapi Persiba dan Jaga Sportivitas

JAYAPURA, TOMEI.ID | Klub kebanggaan masyarakat Papua, Persipura Jayapura, dijatuhi sanksi denda sebesar Rp40 juta…

6 jam ago

DPR Papua Tengah dan DPD RI Dorong Dialog Kemanusiaan Bahas Krisis Intan Jaya

NABIRE, TOMEI.ID | Pemerintah bersama lembaga legislatif di Papua Tengah terus memperkuat langkah kemanusiaan di…

7 jam ago