Umat Paroki Mauwa Gelar Misa Requiem Tiga Hari untuk Martinus Tebai, Misdinar yang Gugur di Moanemani

oleh -1102 Dilihat

DOGIYAI, TOMEI.ID | Umat Katolik Paroki Santo Petrus Mauwa, Kabupaten Dogiyai, menggelar Misa Requiem III Hari/Malam pada Selasa (13/8/2025) untuk mengenang dan mendoakan arwah Martinus Tebai (15), anggota Orang Muda Katolik (OMK) dan Putra-Putri Altar (PPA) yang wafat akibat insiden penembakan di Bandara Moanemani pada Senin (11/8/2025).

Martinus dikenal rajin, rendah hati, dan setia melayani di altar. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, pembina, dan komunitas OMK-PPA.

banner 728x90

Sejak pagi, pembina dan anggota OMK-PPA menyiapkan perayaan misa dan konsumsi bersama sebagai bentuk penghormatan terakhir. Sebanyak 30 ekor ayam, sayur-mayur, keladi, petatas, nanas khas Lembah Hijau Kamuu, serta rempah lokal disiapkan secara gotong royong.

Kegiatan ini berlangsung di tengah situasi keamanan Dogiyai yang belum sepenuhnya kondusif. Warga menyebut masih terdengar “bunyi petasan” istilah lokal untuk suara tembakan senjata api. Anak-anak bahkan telah terbiasa mengenali jenis senjata hanya dari bunyinya.

Misa dimulai pukul 14.05 Waktu Papua di Kapela Santo Petrus Mauwa yang memiliki nilai sejarah bagi umat setempat. Perayaan dipimpin Pastor Kepala Paroki, Pater Benny Magay, Pr, didampingi Frater Siorus Degei.

Dalam homilinya, Pater Benny mengingatkan bahwa kematian adalah misteri yang tak dapat diprediksi. Mengutip Injil Matius 18:1–5, 10, dan 12–14, ia menegaskan bahwa anak-anak adalah yang terbesar di Kerajaan Surga karena ketulusan dan kemurnian hati mereka.

“Martinus akan berbahagia bersama Allah sebagai malaikat di Surga,” ujarnya.

Ia juga mengutip Ulangan 31:1–8, mengajak umat menjadi “Yosua-Yosua baru” yang membawa Papua menuju tanah terjanji: kehidupan damai dan adil.

Menutup misa, Pater Benny memberikan pesan tegas agar anak-anak Paroki menjauhi lokasi rawan konflik seperti pasar dan bandara.

“Martinus ini yang terakhir yang kita doakan. Saya tidak mau ada Martinus-Martinus berikutnya. Kalau mau bermain atau butuh lapangan, sampaikan kepada saya, biar saya siapkan. Mari ramai-ramai di halaman Paroki saja, bukan di tempat yang berbahaya,” tegasnya sambil menahan air mata.

Suasana haru menyelimuti perayaan ketika lagu penutup “Ave Maria” dilantunkan OMK-PPA dengan penuh penghayatan, menjadi ratapan yang menyentuh hati seluruh umat.

Perayaan ditutup dengan doa agar Martinus menjadi pelayan altar di Surga dan menjadi pendoa bagi perdamaian Dogiyai dan Papua.

“Tolong sampaikan ke Tuhan di Surga jikalau Dogiyai belum damai, Papua mau damai. Koyao Uwii Wenekai,” demikian pesan yang disampaikan umat di penghujung misa. [*].

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.