Berita

34 Pencaker Mimika Masih Terlantar di Jakarta, PT HAL Diminta Hentikan Manipulasi Informasi

JAKARTA,TOMEI.ID | Sebanyak 34 pencari kerja (pencaker) asal Kabupaten Mimika, Papua Tengah yang saat ini berada di Jakarta membantah klaim PT Honai Ajkwa Lorents (HAL) yang menyatakan bahwa mereka telah dipulangkan ke Timika.

Mereka menegaskan bahwa hingga kini, mayoritas dari mereka masih berada di Jakarta dan ditampung sementara oleh Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Mimika (IPMAMI) Jadetabek.

BACA JUGA : Ini Kronologi Lengkap PT. Honai Ajkwa Lorentz Tipu 54 Pencaker OAP Asal Mimika

“Kami masih berada di kontrakan IPMAMI di Jakarta Selatan. Pernyataan yang disebarkan PT HAL melalui sejumlah media itu tidak benar. Sejak 6 April 2025, ketika kami ditampung oleh mahasiswa, PT HAL telah melepaskan tanggung jawab terhadap kami,” ungkap salah satu pencaker, Hendrikus Maubak kepada Tomei.id di Jakarta, Jumat (25/4/2025).

Menurut mereka, pada 22 April 2025, tim dari Asosiasi yang membantu perjuangan pemulangan mereka menginformasikan adanya titik terang dari proses fasilitasi kepulangan. Namun, di waktu yang sama, pihak PT HAL melalui Almius Murib secara tiba-tiba menyatakan telah menyiapkan tiket tanpa berkoordinasi dengan pihak IPMAMI Jakarta maupun koordinator lapangan (korlap) yang selama ini menangani para pencaker.

BACA JUGA : Puluhan Pencaker OAP Asal Mimika Terlantar di Jakarta, PT HAL Diduga Lepas Tanggung Jawab

“Kami menolak penyediaan tiket dari PT HAL karena kami merasa dilepas tanggung jawab selama hampir lima bulan hidup terlantar di Jakarta. Tindakan sepihak seperti ini justru memperkuat dugaan bahwa ada niat tertentu di balik klaim pemulangan ini,” ujar mereka dalam pernyataan tertulis.

Mereka juga mengklarifikasi bahwa delapan orang pencaker yang sudah dipulangkan oleh PT HAL, diberangkatkan secara diam-diam tanpa sepengetahuan IPMAMI dan korlap. Akibatnya, jumlah mereka yang masih bertahan di Jakarta kini tersisa 26 orang.

“Dengan ini kami tegaskan: PT HAL harus menghentikan manipulasi data melalui media apa pun. Kami minta kebenaran disampaikan ke publik,” tegasnya.

Mengingat kondisi kesehatan dan kesejahteraan yang semakin memburuk, para pencaker berharap Pemerintah Kabupaten Mimika, khususnya Dinas Tenaga Kerja (Disnaker), segera turun tangan. Dari 26 orang yang tersisa, tujuh di antaranya mengalami gangguan kesehatan seperti diare, sakit lambung, hingga TBC.

“Kami hanya makan sekali sehari. Kondisi ini sangat tidak layak. Kami juga punya keluarga di kampung yang sudah lima bulan tidak kami jumpai. Kami mohon kepada Pemerintah Mimika untuk segera memfasilitasi pemulangan kami,”pungkasnya.[*].

Redaksi Tomei

Recent Posts

GenIUS Expo 2025: Pendidikan dan Peluang Anak Indonesia Timur di Panggung Nasional

TANGERANG, TOMEI.ID | Sekolah GenIUS sukses menggelar GenIUS Research Expo 2025, pameran riset tahunan yang…

4 jam ago

Ini Pesan Gubernur Meki Nawipa untuk Siswa GenIUS di Karawaci

NABIRE, TOMEI.ID | Gubernur Papua Tengah, Meki Nawipa, menghadiri GenIUS Expo 2025 yang diselenggarakan di…

5 jam ago

Pemuda Katolik Komda Papua Tengah Salurkan Bantuan Kemanusiaan untuk Pengungsi di Sinak

SINAK, TOME.ID | Bertepatan dengan peringatan Hari Pengungsi Internasional, Pemuda Katolik Komda Papua Tengah menunjukkan…

6 jam ago

Bupati Nabire Serahkan Bantuan untuk Umat di Kampung Yigikebo Jelang Peresmian Gereja Baru

NABIRE, TOMEI.ID | Bupati Kabupaten Nabire, Mesak Magai, melakukan kunjungan langsung ke Kampung Yigikebo, Distrik…

1 hari ago

Bupati Nabire Terbitkan Surat Perintah Penarikan Kelebihan Pembayaran di Sekretariat DPRD

NABIRE, TOME.ID | Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nabire, Papua Tengah menegaskan komitmennya dalam menindaklanjuti temuan Badan…

1 hari ago

Seleksi Pemain Piala Pertiwi U-14 dan U-16 Berjalan Sukses di Jayapura

JAYAPURA, TOMEI.ID | Seleksi pemain Piala Pertiwi 2025 kategori U-14 dan U-16 resmi digelar di…

1 hari ago