Berita

63 Tahun New York Agreement, ULMWP Tuntut Hak Menentukan Nasib Sendiri bagi Papua

JAYAPURA, TOMEI.ID | Menyambut peringatan 63 tahun New York Agreement, United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) menegaskan perjanjian tersebut cacat hukum dan moral, sekaligus mengutuk kebiadaban aparat keamanan Indonesia terhadap warga sipil di berbagai wilayah konflik di West Papua.

Dalam keterangan resminya kepada media ini, Presiden Eksekutif ULMWP, Menase Tabuni, menyampaikan belasungkawa mendalam atas korban kebiadaban aparat keamanan Indonesia terhadap warga sipil di Dogiyai, Intan Jaya, Ilaga Puncak, dan wilayah konflik lainnya.

Tabuni menegaskan bahwa New York Agreement, yang ditandatangani pada 15 Agustus 1962 antara pemerintah Belanda dan Indonesia di bawah mediasi PBB, merupakan perjanjian jahat yang melecehkan hak bangsa Papua untuk menentukan nasib sendiri. Pelaksanaan Penentuan Pendapat Rakyat (PEPERA) pada 1969 oleh Indonesia hanya menambah penderitaan bangsa Papua.

Selama 63 tahun pendudukan Indonesia di West Papua, 26 operasi militer besar telah dilancarkan di berbagai wilayah, memaksa sekitar 75.000 warga sipil mengungsi. Korban dari kalangan anak-anak, ibu-ibu, dan hamba Tuhan tercatat di Intan Jaya, Nduga, Puncak, Maybrat, Pegunungan Bintang, Puncak Jaya, Lanny Jaya, Yahukimo, Paniai, Dogiyai, Timika, dan Wamena.

ULMWP menyerukan rakyat Papua untuk melindungi diri, menolak kebijakan kolonial Indonesia, dan siap melakukan aksi protes demi harga diri, bangsa, dan tanah air. Wakil Presiden Eksekutif ULMWP, Octovianus Mote, menekankan bahwa konflik West Papua merupakan isu internasional yang harus segera dibicarakan agar korban tidak terus berjatuhan dan Pemerintah Indonesia tidak menjadi sorotan negatif dunia.

ULMWP juga menegaskan, di momentum 80 tahun Indonesia merdeka, sudah saatnya pemerintah Indonesia, Belanda, PBB, AS, dan para pemimpin dunia mendorong penyelesaian konflik status politik West Papua. Jalan terbaik menurut ULMWP adalah memberikan bangsa Papua hak menentukan nasib sendiri dan mengatur kehidupan kedua bangsa di masa depan. [*].

Redaksi Tomei

Recent Posts

Pemkab Puncak Jaya Sikat Miras Lokal: Pengedar Langsung Dideportasi!

MULIA, TOMEI.ID | Pemerintah Kabupaten Puncak Jaya menunjukkan komitmennya dalam memberantas peredaran minuman keras (miras)…

4 jam ago

Gubernur Papua Pegunungan Kucurkan Rp2 Miliar untuk Pembangunan Gereja GIDI Sion Pikeh

DOGIYAI, TOMEI.ID | Pemerintah Provinsi Papua Pegunungan kembali menegaskan komitmennya terhadap pembangunan rohani umat beragama…

16 jam ago

Gempa Berkekuatan 6,0 Guncang Mikronesia, Berpusat di Timur Laut Colonia Yap

MIKRONESIA, TOMEI.ID | Gempa berkekuatan 6,0 mengguncang wilayah Mikronesia pada Senin (13/10/2025) pukul 21.11 waktu…

18 jam ago

Rahmad Darmawan Nakhodai Persipura! Regi Aditya Jadi Asisten, Mutiara Hitam Siap Gebrak Liga 2?

JAYAPURA, TOMEI.ID | Persipura Jayapura membuat kejutan besar! Hanya beberapa jam setelah mengumumkan perpisahan dengan…

20 jam ago

Ricardo Salampessy Tinggalkan Persipura, Siapa Penggantinya?

JAYAPURA, TOMEI.ID | Kabar mengejutkan datang dari Persipura Jayapura. Tim berjuluk Mutiara Hitam itu resmi…

20 jam ago

TPNPB Tuding TNI Gunakan Gereja Sebagai Pos Militer di Intan Jaya, Warga Trauma

BILAI, TOMEI.ID | Manajemen Markas Pusat Komite Nasional Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (KOMNAS TPNPB)…

20 jam ago