AWP Akan Gelar Festival Media se-Papua 2025 di Nabire,117 Jurnalis dan Humas Pemda Siap Berkolaborasi

oleh -2012 Dilihat

NABIRE, TOMEI.ID | Asosiasi Wartawan Papua (AWP) akan menggelar Festival Media se-Papua 2025 pada 6–8 Oktober 2025 di Lapangan Bandara Lama Nabire, Provinsi Papua Tengah.

Festival ini diproyeksikan menjadi ruang kolaborasi besar antara jurnalis, praktisi media, mahasiswa, pelajar, serta pemerintah daerah.

banner 728x90

Ketua Panitia Festival, Abeth You, mengatakan kegiatan ini merupakan momentum penting bagi media di Papua untuk saling memperkuat.

“Festival ini adalah momentum agar media di Papua punya ruang kolaborasi, meningkatkan kapasitas, dan membangun kesadaran publik,” ujarnya dalam keterangan pers di Nabire, Sabtu (6/9/2025).

Festival Media se-Papua 2025 akan diisi dengan sejumlah agenda strategis, mulai dari pelatihan jurnalistik investigasi, keamanan digital, pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) dalam jurnalistik, talkshow peran media dalam pembangunan, workshop media sosial (fotografi & videografi), pameran foto dan buku jurnalis, lomba karya tulis, hingga malam penganugerahan Papua Journalist Association Award 2025.

Abeth menambahkan, pihaknya ingin agar jurnalis Papua tidak hanya sebatas menulis berita, tetapi juga memiliki keterampilan investigasi, penguasaan keamanan digital, hingga kemampuan memanfaatkan teknologi baru seperti AI.

Sejumlah tokoh penting dijadwalkan hadir sebagai pembicara, antara lain Gubernur Papua Tengah Meki Nawipa, Ketua Dewan Pers, praktisi media nasional, perwakilan PT Freeport Indonesia, dan jurnalis senior Papua. Selain itu, akan hadir juga narasumber dari kalangan jurnalis investigasi nasional, praktisi media sosial, hingga ahli keamanan digital.

Festival ini diperkirakan akan diikuti oleh 117 jurnalis se-Tanah Papua, 51 organisasi pers dan media nasional, 36 humas pemerintah daerah, 26 humas DPRD, 100 mahasiswa, 100 pelajar, serta perwakilan Pemprov Papua, Pemprov Papua Tengah, PT Freeport Indonesia, dan mitra lainnya.

“Antusiasme peserta sangat tinggi. Bahkan, kami mencatat ada lebih dari seratus jurnalis dari berbagai daerah di Tanah Papua yang akan hadir,” kata Abeth.

Menurutnya, festival ini lahir dari kebutuhan akan peningkatan kapasitas jurnalis Papua.

“Wartawan kita masih butuh ruang belajar dan pengembangan. Karena itu, festival ini menjadi tempat bertemu, berdiskusi, dan saling memperkuat,” jelasnya.

Adapun manfaat yang diharapkan, lanjut Abeth, yakni membangun jaringan media profesional dan damai, meningkatkan kapasitas SDM lokal, mendorong narasi positif Papua di tingkat nasional dan internasional, serta memperkuat hubungan media dengan pemerintah daerah.

“Dampak jangka panjang yang kami harapkan adalah lahirnya ekosistem media yang berdaya, aman, inklusif, dan dipercaya publik di Papua,” pungkasnya.

Festival ini diharapkan menjadi momentum lahirnya ekosistem pers Papua yang lebih profesional, inklusif, dan dipercaya publik. Dengan kolaborasi antara jurnalis, pemerintah, dan masyarakat, ruang media di Papua diyakini akan semakin kuat dalam menyuarakan kebenaran dan pembangunan. [*].

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.