DOGIYAI, TOMEI.ID | Sebagai wujud nyata komitmen terhadap peningkatan literasi di daerah pelosok, Gerakan Literasi Dogiyai Maju kembali menyelenggarakan kegiatan Lapak Baca dan Belajar di TK-PAUD Kampung Piyaakunu, Distrik Mapia Tengah, Kabupaten Dogiyai, Kamis (9/10/2025).
Kegiatan ini menjadi wadah pembinaan dasar bagi anak-anak tingkat sekolah dasar, meliputi pembelajaran membaca, menulis, dan berhitung (calistung), serta diskusi ringan yang menumbuhkan daya pikir kritis dan kecintaan pada proses belajar sejak dini.
Pengajar Sipriana Wakei, S.H. menjelaskan, pembelajaran dibagi menjadi dua kelompok besar. Untuk siswa kelas 1 hingga kelas 3 SD, fokus utama adalah penjumlahan dan pengurangan.
“Penjumlahan dan pengurangan merupakan fondasi utama untuk memahami operasi matematika yang lebih kompleks, seperti perkalian dan pembagian,” ujar Sipriana kepada Redi Dogomo, kemudian diterima redaksi tomei.id, Kamis (9/10/2025).
Ia menegaskan, kemampuan berhitung bukan sekadar pelajaran angka, melainkan latihan berpikir logis dan keterampilan hidup sehari-hari, seperti menghitung uang, menakar ukuran benda, dan memecahkan persoalan praktis.
Sementara itu, bagi siswa kelas 4 hingga kelas 6 SD, pembelajaran diarahkan pada kemampuan berbahasa dan literasi dasar mulai dari mengenal huruf, menyusun kata dan kalimat, hingga penggunaan tanda baca seperti titik, koma, tanda tanya, dan tanda seru.
“Melalui literasi bahasa, anak-anak diajak memahami logika berpikir dan keteraturan dalam berkomunikasi. Itu kunci dari kemajuan pendidikan,” tambahnya.
Gerakan Lapak Baca menjadi bagian dari komitmen Literasi Dogiyai Maju dalam membangun kesadaran pendidikan di akar rumput. Program ini digerakkan secara sukarela oleh pendidik dan pegiat literasi lokal untuk memperkuat sumber daya manusia di pelosok Kamuu dan Mapia.
Ketua Gerakan Literasi Dogiyai Maju, Redi Dogomo, menegaskan bahwa kegiatan literasi bukan sekadar membaca buku, melainkan gerakan sosial untuk membangun kesadaran berpikir dan rasa percaya diri generasi muda.
“Kami ingin anak-anak Dogiyai tumbuh dengan keyakinan bahwa pengetahuan adalah kekuatan. Dari ruang kelas sederhana seperti ini, lahir masa depan yang lebih berdaya,” ujarnya dengan semangat.
Menurut Redi, tantangan literasi di Dogiyai masih besar, terutama keterbatasan fasilitas baca, tenaga pendidik, dan akses buku yang memadai. Namun, semangat warga dan para relawan menjadi kekuatan utama yang terus menjaga api gerakan ini.
“Kami bergerak bukan karena punya segalanya, tetapi karena kami sadar pendidikan adalah jalan menuju perubahan sosial yang sejati,” tegasnya.
Ia menambahkan, Literasi Dogiyai Maju akan memperluas kegiatan lapak baca ke beberapa kampung lain di Distrik Mapia Tengah dan Mapia Barat.
“Kami ingin literasi menjangkau setiap kampung, setiap anak, dan setiap rumah. Pendidikan bukan hanya tanggung jawab sekolah, tetapi seluruh masyarakat,” pungkas Redi Dogomo.
“Jika sumber daya manusia itu penting, maka pendidikan literasi harus ditingkatkan. Kami akan terus bergerak untuk menyelamatkan generasi Papua Tengah melalui pendidikan yang berakar pada semangat membaca dan belajar,” Redi juga pegiat Literasi Dogiyai Maju.
Kegiatan ini menjadi bukti bahwa perubahan besar dapat dimulai dari ruang kecil. Dari kampung-kampung seperti Piyaakunu, semangat membaca dan belajar tumbuh sebagai fondasi masa depan Dogiyai yang cerdas dan berdaya. [*].
JAYAPURA, TOMEI.ID | Pantai Bes G di Kampung Kayu Batu, Kota Jayapura, kembali menjadi pusat…
KIWIROK, TOMEI.ID | Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) menuding Tentara Nasional Indonesia (TNI) menggunakan…
NABIRE, TOMEI.ID | Tokoh masyarakat Kampung Karadiri, Distrik Wanggar, Kabupaten Nabire, Papua Tengah, Bernadus Pokuai,…
NABIRE, TOMEI.ID | Pemerintah Kabupaten Nabire bertindak cepat menyalurkan bantuan logistik berupa beras, mi instan,…
NABIRE, TOMEI.ID | Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Nabire, Papua Tengah, pada Kamis (9/10/2025), menyebabkan…
KIWIROK, TOMEI.ID | Situasi keamanan di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan, kembali memanas.…