Ilustrasi ini menggambarkan momen penuh cinta antara Ernest dan ibunya di Kampung Atou, Distrik Mapia, Kabupaten Dogiyai, Papua. Terinspirasi dari foto terakhir mereka sebelum sang ibu wafat tahun 2016, gambar ini menjadi simbol kenangan abadi, kekuatan kasih seorang ibu, dan semangat anak Papua untuk terus melangkah di tengah kehilangan. (Foto: Istimewa).
Oleh : Mikael Edowai
Di atas hamparan salju abadi Kampung Atou, Distrik Mapia, Kabupaten Dogiyai, Papua, tersimpan satu foto yang menyimpan sejuta cerita. Dalam foto itu, Ernest, seorang pemuda dengan raut wajah yang masih muda dan penuh harapan, berpose di samping ibunya. Senyum mereka memancarkan kasih sayang yang tulus, ikatan batin yang kuat antara seorang anak dan ibu sebuah momen yang kini menjadi kenangan tak tergantikan.
Tahun 2016 menjadi titik balik dalam hidup Ernest. Saat itu, ia duduk di bangku kelas dua SMA. Di tengah masa-masa pencarian jati diri, dunia mendadak runtuh ketika sang ibu tumpuan hidup dan sumber kekuatan utamanya meninggal dunia. Kepergian ibunya menyisakan luka yang dalam, kesedihan yang tak mudah diungkapkan kata.
Namun di tengah kepedihan itu, foto terakhir yang diambil bersama sang ibu di Kampung Atou tetap menjadi sumber kekuatan. Latar belakang salju abadi yang membentang menambah kesan magis pada momen tersebut. Setiap kali Ernest memandangi foto itu, kenangan manis bersama ibunya mengalir deras kenangan yang bukan hanya menghangatkan hati, tapi juga meneguhkan langkahnya dalam menjalani hidup.
Ia mengenang ibunya yang selalu memasak makanan kesukaannya, menemani belajar dalam senyap malam, memberi semangat saat ia gagal, dan merengkuhnya dalam pelukan ketika dunia terasa berat. Sang ibu juga kerap bercerita tentang kekayaan budaya Papua, keindahan alam pegunungan, dan pentingnya menjunjung nilai persatuan dalam keberagaman.
Bagi Ernest, foto itu bukan sekadar gambar statis. Ia adalah jendela waktu yang membawa kembali pada detik-detik paling bermakna dalam hidupnya. Ia adalah simbol cinta yang tak lapuk oleh waktu cinta seorang ibu yang terus hidup dalam ingatan dan semangat anaknya. Foto itu adalah bukti bahwa kasih ibu mampu menembus batas ruang dan waktu.
Kini, Ernest menyimpan foto itu sebagai warisan jiwa. Ia menjadi pengingat untuk selalu bersyukur, menghargai waktu bersama orang-orang terkasih, dan menjalani hidup dengan tekad dan harapan. Lebih dari itu, foto tersebut menjadi motivasi baginya untuk meraih cita-cita dan membalas kasih ibunya dengan perjuangan dan pencapaian terbaik.
Ini bukan sekadar kisah tentang sebuah foto, melainkan kisah tentang cinta, kehilangan, dan kenangan yang tak akan pudar. Kisah tentang seorang anak Papua yang tetap mengenang kasih ibunya di atas salju abadi Kampung Atou sebuah tempat yang tak hanya menyimpan keindahan alam, tetapi juga keabadian cinta seorang ibu. [*]
)* Penulis adalah anak muda asal Papua Tengah.
NABIRE, TOMEI.ID | Bupati Kabupaten Nabire, Mesak Magai, melakukan kunjungan langsung ke Kampung Yigikebo, Distrik…
NABIRE, TOME.ID | Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nabire, Papua Tengah menegaskan komitmennya dalam menindaklanjuti temuan Badan…
JAYAPURA, TOMEI.ID | Seleksi pemain Piala Pertiwi 2025 kategori U-14 dan U-16 resmi digelar di…
NABIRE, TOMEI.ID | Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Papua Tengah, Denci…
NABIRE, TOME.ID | Pemerintah Provinsi Papua Tengah secara resmi menyerahkan Surat Keputusan (SK) pengangkatan kepada…
JAYAPURA, TOMEI.ID | Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Cenderawasih atau BEM Uncen, Jayapura, Papua terus menunjukkan…