Festival Noken 2025: Papua Tengah Tegaskan Identitas Budaya Lewat Odiyai dan Kreativitas Perempuan

oleh -1093 Dilihat

NABIRE, TOMEI.ID | Dewan Kesenian Provinsi Papua Tengah menggelar Festival Seni dan Pameran Noken untuk memperingati Hari Noken 4 Desember 2025, sebuah momentum budaya yang setiap tahun dirayakan masyarakat Papua.

Kegiatan yang berlangsung di area Bandara Lama Nabire itu dipadati masyarakat. Suasana meriah tercipta melalui penampilan Live Song Noken, pameran kerajinan tangan, hingga fashion show bertema budaya yang dirancang oleh generasi muda Papua Tengah.

banner 728x90

Ketua Dewan Kesenian Papua Tengah, Nofit Nawipa, dalam sambutannya menekankan bahwa Hari Noken bukan sekadar seremoni tahunan, tetapi penegasan kembali identitas budaya Papua yang diwariskan turun-temurun.

“Noken adalah kreativitas budaya orang Papua. Hari ini kita bersyukur bisa merayakan warisan leluhur pada 4 Desember sebagai Hari Noken,” tegas Nawipa.

Pada kesempatan itu, Nawipa turut menguraikan makna Tari Odiyai, tarian khas Meepago yang ditampilkan dalam festival. Tari ini menggambarkan kehidupan masyarakat Papua Tengah melalui pergerakan serta tujuh warna kostum yang masing-masing mewakili tujuh wilayah adat.

Dari seluruh simbol tersebut, yang paling mencuri perhatian adalah burung Odiyai, dikenal sebagai “raja cenderawasih”, yang menjadi pusat filosofi tarian.

“Odiyai adalah burung raja yang tinggal di puncak gunung tertinggi. Tarian ini melambangkan keagungannya. Seluruh sanggar di Papua Tengah perlu mempelajari tarian ini, dan hari ini kita resmikan penampilan perdananya,” jelasnya.

Tak hanya seni tari, festival juga menghadirkan peragaan busana Noken dan Odiyai, karya perempuan muda Papua Tengah. Desain busana tersebut memadukan estetika noken, motif burung, dan unsur kearifan lokal untuk menegaskan peran perempuan sebagai penjaga warisan budaya.

Dalam arahannya, Nawipa mengajak generasi muda untuk kembali mempelajari seni dan tradisi Papua yang mulai tergerus perkembangan zaman.

“Banyak anak muda sudah jauh dari budaya. Kita harus menghadirkan kembali para tua-tua adat agar bisa membimbing mereka. Sebab bangsa tanpa budaya adalah bangsa yang menuju kepunahan,” imbuhnya.

Festival yang turut dihadiri OPD Papua Tengah, para seniman, sanggar seni, dan masyarakat Nabire itu ditutup dengan seruan adat oleh Nofit Nawipa yang disambut gegap gempita oleh seluruh peserta.

Festival Seni dan Pameran Noken 2025 bukan hanya menjadi panggung kreativitas, tetapi juga penegasan komitmen Papua Tengah untuk merawat dan mewariskan budaya kepada generasi berikut. [*].

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.