Gubernur Meki dan Istri Kenakan Busana Adat Papua di Peringatan HUT ke-80 RI

oleh -1512 Dilihat

NABIRE, TOMEI.ID | Upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di Kompleks Kantor Gubernur Papua Tengah, Minggu (17/8/2025), berlangsung penuh khidmat sekaligus meriah dengan nuansa budaya.

Salah satu momen yang mencuri perhatian publik adalah penampilan Gubernur Papua Tengah, Meki Nawipa, sang istri, Nurhaidah Meki Nawipa, dan Wakil Gubernur, Deinas Geley yang hadir dengan mengenakan busana adat Papua.

banner 728x90

Dalam barisan kehormatan, Gubernur Meki tampil gagah dengan pakaian adat khas Pesisir lengkap dengan hiasan kepala bercorak bulu warna kuning mencolok serta riasan tubuh berlukis motif tradisional. Sementara itu, Ibu Nurhaidah tampil anggun mengenakan busana adat khas Orang Gunung dengan anyaman khas dan perhiasan tradisional yang melambangkan kearifan lokal.

Kehadiran keduanya yang didampingi para tokoh adat, pejabat daerah, dan aparat keamanan, seakan menghadirkan pesan kuat bahwa kemerdekaan bukan hanya tentang seremoni kenegaraan, tetapi juga penghormatan terhadap jati diri budaya bangsa. Nuansa merah putih pada dekorasi di halaman kantor gubernur semakin menegaskan semangat nasionalisme yang berpadu dengan kekayaan adat Papua.

Dalam sambutannya, Gubernur Meki menegaskan bahwa perbedaan budaya adalah kekuatan besar bagi Papua Tengah.

“Pakaian adat yang kami kenakan hari ini adalah simbol persatuan. Papua ini kaya akan budaya, dan tugas kita semua menjaga serta merawatnya sebagai bagian dari identitas bangsa,” ujarnya disambut tepuk tangan meriah dari hadirin.

Masyarakat yang hadir turut memberikan apresiasi atas penampilan tersebut. Salah satu tokoh adat Nabire, menyebut langkah Gubernur dan istri menjadi teladan bahwa pemimpin daerah harus dekat dengan akar budaya.

“Ini bukan sekadar pakaian, ini pesan kuat bahwa budaya Papua hidup di tengah perayaan kemerdekaan,” ujarnya.

Momen bersejarah ini memperlihatkan bahwa HUT ke-80 RI di Papua Tengah tidak hanya menjadi ajang upacara, tetapi juga ruang untuk menampilkan dan menghidupkan kembali nilai-nilai luhur warisan leluhur Papua. [*].

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.