Gubernur Meki Desak Guru Lawan Manipulasi Data Pendidikan: “Kita Harus Jujur, Harus Lawan Penipuan Ini”

oleh -1151 Dilihat

NABIRE, TOMEI.ID | Gubernur Papua Tengah, Meki Nawipa, menegaskan pentingnya peran guru dalam membenahi sistem pendidikan yang masih dibayangi praktik manipulasi data di tingkat setiap sekolah.

Pesan itu disampaikan Gubernur saat membuka pembekalan bagi 276 guru yang akan ditempatkan di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) di Ballroom Kantor Gubernur Papua Tengah, Selasa (21/10/2025).

banner 728x90

Dalam sambutannya, Nawipa menyoroti masih rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Papua Tengah yang pada tahun 2023 berada di angka 59,8 dan naik tipis menjadi 60,44 pada tahun 2024.

Menurutnya, angka tersebut menunjukkan masih panjang jalan menuju kesejahteraan yang merata.

“Kalau kita belum sampai di atas 70, berarti kita harus kerja keras. Untuk naikkan IPM itu tidak semudah yang kita harapkan,” tegas Nawipa.

Ia juga menyoroti rendahnya angka harapan hidup masyarakat Papua, yang rata-rata hanya 65 tahun bagi laki-laki dan 68 tahun bagi perempuan. Angka tersebut, kata dia, menggambarkan gaya hidup masyarakat yang masih abai terhadap kesehatan.

“Orang Papua itu makan sembarangan, hidup sembarangan. Makanya umur kita pendek. Guru harus jadi contoh hidup baik, makan teratur, tidur cukup, supaya bisa sampai umur 70 tahun,” ujarnya.

Selain itu, Nawipa menyoroti rata-rata lama sekolah di Papua Tengah yang hanya 6,12 tahun, dengan harapan lama sekolah 9,63 tahun. Menurutnya, kondisi ini menunjukkan bahwa banyak anak di Papua Tengah hanya menamatkan pendidikan dasar.

Ia bahkan menuding adanya praktik manipulasi data oleh oknum kepala sekolah dan operator pendidikan yang memanfaatkan program dana BOS.

“Ada masalah besar di data pendidikan kita. Operator bermain, kepala sekolah bermain. Mereka tipu data hanya karena dana BOS. Ini harus kita lawan!” tegas Nawipa.

Meki Nawipa menekankan, para guru harus menjadi agen perubahan yang membawa “terang” dari daerah pinggiran hingga pelosok tanah Papua Tengah.

“Kita jadi guru bukan hanya untuk mengajar, tapi untuk melayani. Terang itu harus datang dari pinggiran, dari pesisir, dari kampung. Mulai dengan hati. Tanpa hati, kita tidak bisa,” katanya.

Ia menutup sambutannya dengan pesan kuat agar para guru berani bersikap jujur dan berkomitmen memperjuangkan integritas pendidikan di Papua Tengah.

“Kita harus jujur. Kita harus fight dengan data ini. Kita harus lawan penipuan ini. Karena kalian adalah wakil rakyat, wakil orang Papua,” pungkasnya. [*].

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.