MRP Absen Terima Aspirasi, Mahasiswa Uncen Ultimatum Aksi Jilid II ke Kantor MRP

oleh -1153 Dilihat

JAYAPURA, TOMEI.ID | Ribuan mahasiswa Uncen memadati jalanan Jayapura, menuntut kehadiran MRP untuk mendengar aspirasi rakyat dalam aksi damai bertajuk “Hutan Papua Dibabat, Manusia Papua Menjerit, Cenderawasih Dibakar – Masihkah Indonesia Punya Nurani untuk Rakyat Papua?” pada Senin (27/10/2025).

Namun, absennya MRP di tengah massa menyulut gelombang kekecewaan di kalangan mahasiswa, yang menilai lembaga kultural itu gagal menjalankan tanggung jawab moralnya terhadap rakyat Papua.

banner 728x90

Sejak pagi, massa aksi telah tersebar di tiga titik utama: Gapura Uncen Atas, Uncen Bawah, dan kawasan Expo Waena. Sekitar pukul 11.30 WIT, ribuan mahasiswa berkumpul di Perumnas III Waena, membuat arus lalu lintas di sekitar kampus sempat tersendat.

Aksi ini awalnya ditujukan untuk menyampaikan aspirasi langsung kepada MRP. Namun, rencana itu berujung kekecewaan besar setelah pihak MRP yang dijadwalkan hadir, tidak muncul di lokasi aksi.

Ketua Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM) Uncen, Yunus Kobepa, menyebut absennya MRP sebagai bentuk pengabaian terhadap komitmen lembaga untuk mendengar suara mahasiswa Papua.

“Sasaran kami hari ini adalah MRP, tapi mereka tidak datang. Karena itu, kami tidak membacakan pernyataan sikap. Kami, BEM dan MPM Uncen, bertanggung jawab atas gerakan ini. Kampus akan kami tutup, dan dalam beberapa hari ke depan kami akan gelar aksi jilid II yang lebih besar dengan sasaran langsung ke kantor MRP,” tegas Yunus di tengah kerumunan massa.

Sementara itu, Yanuarius Kadepa, Wakil Koordinator Lapangan Umum, menjelaskan bahwa ketidakhadiran MRP dikaitkan dengan agenda luar daerah, namun mahasiswa menilai alasan tersebut tidak memadai.

“MRP Provinsi Papua sedang berada di luar daerah untuk mengikuti peringatan satu abad, tetapi Ketua I dan II sebenarnya masih di Jayapura. Karena faktor internal dan keamanan, mereka belum bisa datang. Mahasiswa siap turun lagi setelah MRP tiba,” ujar Kadepa.

Informasi yang diterima mahasiswa menyebutkan bahwa MRP akan kembali di Jayapura pada Selasa (28/10/2025). Karena itu, aksi lanjutan atau Aksi Jilid II diperkirakan digelar pada Rabu atau Kamis mendatang, tergantung hasil musyawarah internal mahasiswa Uncen.

Selain kekecewaan terhadap MRP, aksi ini juga dipicu insiden pembakaran simbol Burung Cenderawasih, yang selama ini menjadi lambang kehormatan Universitas Cenderawasih. Mahasiswa menilai tindakan itu sebagai bentuk penghinaan terhadap identitas dan harga diri civitas akademika Uncen.

“Burung Cenderawasih bukan sekadar hewan, tapi simbol kehormatan dan identitas kampus. Kami menolak keras tindakan pembakaran itu,” tegas Yanuarius.

Sebelumnya, pimpinan kampus bersama sejumlah perwakilan mahasiswa telah menggelar rapat dengan DPR Papua dan lembaga terkait. Namun, pertemuan itu berakhir ricuh setelah sebagian mahasiswa menilai hasilnya tidak memuaskan.

“Setelah rapat itu, kami sepakat turun aksi hari ini sebagai bentuk sikap tegas mahasiswa Uncen,” tambahnya.

Mahasiswa menegaskan perjuangan mereka bukan sekadar protes simbolik, melainkan gerakan moral untuk mempertahankan nilai, kehormatan, dan martabat rakyat Papua. Mereka menuntut MRP hadir secara langsung mendengarkan aspirasi mahasiswa, bukan hanya lewat pernyataan formal.

“Cenderawasih adalah simbol harga diri dan nama besar Universitas Cenderawasih. Pembakarannya adalah penghinaan terhadap seluruh mahasiswa Papua,” tutup Kadepa.

Aksi mahasiswa Uncen mencerminkan krisis kepercayaan terhadap lembaga kultural. Simbol Cenderawasih yang dibakar menjadi panggilan moral untuk mempertahankan martabat akademik dan kemanusiaan Papua. Jika MRP tetap absen, gelombang aspirasi mahasiswa dipastikan akan membesar. [*].

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.