NABIRE, TOMEI.ID | Pemerintah Provinsi Papua Tengah melalui Dinas Pariwisata menggelar Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (RIPPARPROV) Papua Tengah.
Kegiatan yang berlangsung di Hotel Delafista, Senin (17/11/2025), dihadiri para Pejabat Tinggi Pratama dari Pemerintah Provinsi dan pemerintah kabupaten se-Papua Tengah serta para pelaku pariwisata daerah.
FGD dibuka secara resmi oleh Asisten Gubernur Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Tumiran, yang hadir mewakili Gubernur Papua Tengah, Meki Nawipa.
Dalam sambutan yang dibacakan Tumiran, Gubernur menegaskan bahwa sektor pariwisata merupakan salah satu pilar strategis yang memiliki potensi besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Namun pengembangannya harus dilakukan secara bijaksana.
“Pariwisata adalah sektor unggulan yang dapat berkontribusi signifikan terhadap perekonomian daerah. Meski demikian, pengembangannya tidak boleh mengabaikan aspek lingkungan, sosial, dan budaya lokal. Karena itu, masukan dari para pemangku kepentingan sangat penting untuk penyempurnaan dokumen RIPPARPROV,” ujar Gubernur.
Ia menjelaskan bahwa FGD ini bertujuan menggali perspektif yang lebih komprehensif dari berbagai pihak, sehingga dokumen perencanaan pariwisata Papua Tengah dapat tersusun secara terpadu, terarah, dan berkelanjutan.
Pada pertemuan strategis tersebut, pemerintah membahas tiga topik utama penyusunan RIPPARPROV, yakni Kebijakan Strategis, Rencana Perwilayahan, serta Indikasi Program dan Kegiatan.
Topik pertama, Kebijakan Strategis, menjadi landasan arah pembangunan pariwisata daerah. Kebijakan ini diharapkan mampu menjawab berbagai tantangan, seperti peningkatan aksesibilitas, penguatan kualitas sumber daya manusia pariwisata, serta penataan destinasi yang mengedepankan kearifan lokal dan kelestarian lingkungan.
Topik kedua, Rencana Perwilayahan Pariwisata, berfokus pada penentuan kawasan prioritas yang akan menjadi lokomotif pengembangan pariwisata Papua Tengah. Penataan perwilayahan ini diharapkan mendorong setiap kabupaten untuk mengembangkan karakter destinasi masing-masing sehingga tercipta sinergi pengembangan pariwisata dalam satu kesatuan provinsi.
Sementara itu, topik ketiga, Indikasi Program dan Kegiatan, menjadi acuan dalam merumuskan program konkret dan terukur. Indikasi ini diharapkan memberikan arah yang jelas terhadap pembangunan pariwisata dalam jangka pendek, menengah, dan panjang, serta selaras dengan perencanaan pembangunan daerah lainnya.
“Saya berharap melalui FGD ini kita dapat berdiskusi secara terbuka, mengemukakan ide dan gagasan konstruktif, serta menyatukan persepsi untuk mewujudkan Papua Tengah sebagai destinasi pariwisata yang maju, inklusif, dan berdaya saing,” tambahnya.
Gubernur juga menekankan pentingnya kolaborasi seluruh pemangku kepentingan pariwisata untuk mewujudkan visi tersebut. Dengan kerja sama yang solid, ia yakin Papua Tengah mampu tampil sebagai salah satu poros pertumbuhan pariwisata di Tanah Papua.
“Dengan semangat kebersamaan dan kerja sama yang baik, saya yakin Papua Tengah dapat menjadi destinasi wisata unggul yang mampu memberi kesejahteraan bagi masyarakat,” pungkasnya. [*].











