Berita

Titus Pekei Bawa Pesan UNESCO di Mimika: Lestarikan Noken, Jaga Hutan Papua

TIMIKA, TOMEI.ID | Dalam momentum peringatan Hari Ulang Tahun ke-29 Kabupaten Mimika, Pemerintah Kabupaten Mimika melalui Dinas Koperasi dan UMKM menghadirkan Titus Pekei Agiyadokii, penggagas, peneliti, penulis, sekaligus pejuang budaya Noken Papua, untuk menyerahkan penghargaan “Noken UNESCO”, Rabu (8/10/2025).

Penghargaan tersebut menjadi simbol pengakuan dunia terhadap Noken Papua sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia yang ditetapkan UNESCO pada 4 Desember 2012. Momentum ini juga menegaskan komitmen Pemerintah Kabupaten Mimika dalam menjaga dan melestarikan budaya asli Papua sebagai kekayaan bangsa.

Dalam sambutannya, Titus Pekei menegaskan bahwa Noken bukan sekadar tas tradisional, melainkan simbol identitas, perdamaian, dan keberlanjutan alam. Noken, katanya, merepresentasikan nilai-nilai kearifan lokal dan peran penting perempuan Papua dalam menjaga kehidupan sosial serta keseimbangan lingkungan di tengah arus modernisasi.

“Noken masih ada karena kita menjaga hutan Papua. Selama hutan tetap lestari, Noken akan terus menjadi simbol ketahanan, identitas, dan harapan perempuan Papua,” ujar Titus dengan penuh penekanan.

Sebagai tokoh sentral di balik pengakuan Noken oleh UNESCO, Titus dikenal luas atas perjuangannya memperkenalkan Noken hingga ke tingkat internasional. Ia merupakan pemimpin delegasi Papua ke Markas Besar UNESCO di Paris, Prancis, pada 4 Desember 2012 hingga saat Noken resmi ditetapkan sebagai warisan budaya dunia.

Melalui Yayasan Ekologi Papua dan Yayasan Noken Papua, Titus aktif membina komunitas Mama-Mama Noken di tujuh wilayah budaya besar Papua: Mamta, Saireri, Domberai, Bomberai, Anim-Ha, La-Pago, dan Me-Pago. Ia juga menggagas program Gerakan Menanam Pohon Noken, sebagai upaya konkret menjaga kelestarian hutan tropis Papua yang menjadi sumber bahan baku utama pembuatan Noken.

Dalam momentum HUT ke-29 Kabupaten Mimika ini, Titus mendorong pemerintah daerah agar menetapkan Peraturan Daerah tentang Noken dan Pelestarian Lingkungan Hidup sebagai bentuk perlindungan hukum terhadap warisan budaya dan ekologi lokal. Ia juga menilai pentingnya memasukkan pendidikan budaya Noken ke dalam kurikulum sekolah, agar generasi muda mengenal dan mencintai identitasnya sejak dini.

“Melestarikan Noken berarti menjaga kehidupan. Noken mengajarkan nilai gotong royong, kasih sayang, dan hubungan harmonis antara manusia dan alam,” ungkapnya.

Penyerahan penghargaan “Noken UNESCO” di Mimika menjadi simbol kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan komunitas budaya Papua dalam memperkuat fondasi pembangunan berbasis kearifan lokal.

Dengan semangat “Lestarikan Noken, Jaga Hutan Papua”, Titus Pekei membawa pesan bahwa pelestarian budaya tidak hanya menjaga warisan leluhur, tetapi juga menjadi jalan menuju masa depan Papua yang berkelanjutan dan bermartabat. [*].

Redaksi Tomei

Recent Posts

Protes di Depan Gereja Berujung Penahanan Aktivis, Ruang Demokrasi Papua Selatan Kian Tertekan

MERAUKE, TOMEI.ID | Penanganan aparat terhadap aksi protes damai kembali menimbulkan sorotan di Papua Selatan.…

10 jam ago

Mahasiswa Paniai di Jayapura Kecewa, Pemkab Dinilai Gagal Salurkan Dana TA dan Pemandokan 2025

JAYAPURA, TOMEI.ID | Polemik penyaluran dana tugas akhir (TA) dan dana pemandokan bagi mahasiswa asal…

10 jam ago

Persipuncak Resmi Terima Piala Bergilir Gubernur Cup I, Kadispora Papua Tengah Sampaikan Apresiasi

NABIRE, TOMEI.ID | Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Papua Tengah secara resmi menyerahkan Piala…

10 jam ago

IPPMA Jayapura Rayakan Natal 2025 dengan Dekorasi Simbolik Papua, Serukan Spiritualitas dan Identitas Generasi Muda

JAYAPURA, TOMEI.ID | Ikatan Pemuda Pelajar Mahasiswa/i Apogo (IPPMA) se-Jayapura menggelar Perayaan Natal 2025 di…

11 jam ago

KNPB Sentani: Pembebasan Enam Anggota Harus Jadi Momentum Evaluasi Kinerja Aparat

JAYAPURA, TOMEI.ID | Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Wilayah Sentani menilai pembebasan enam anggotanya pada…

11 jam ago

JPAJ Desak Pemerintah Terbitkan Perda Perlindungan Busana Adat Hubula

WAMENA, TOMEI.ID | Jaringan Perempuan Adat Jayawijaya (JPAJ) yang terdiri dari empat organisasi, Humi Inane,…

1 hari ago