NABIRE, TOMEI.ID | Gubernur Provinsi Papua Tengah, Meki Frit Nawipa, secara resmi membuka Musyawarah Provinsi (Musprov) I Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Papua Tengah yang berlangsung di Aula LPP RRI Nabire, Sabtu (28/6/2025).
Kegiatan ini menandai langkah strategis pemerintah dalam memperkuat peran pengusaha daerah dalam pembangunan ekonomi wilayah.
Dalam sambutannya, Gubernur menegaskan bahwa kehadiran APINDO tidak boleh sekadar seremonial, melainkan harus menjadi fondasi nyata bagi tumbuhnya pengusaha-pengusaha asli Papua Tengah yang mandiri dan berdaya saing tinggi.
“Apindo jangan hanya jadi simbol. Ini harus menjadi fondasi. Kita ingin orang-orang Papua Tengah bisa jadi pelaku usaha yang mandiri dan berkontribusi langsung pada pembangunan ekonomi nasional,” tegas Nawipa.
baca juga : Gubernur Meki : Sukses Tidak Harus Jadi PNS, Tapi Harus Jadi Pengusaha di Negeri Sendiri
Ia mengungkapkan bahwa Papua memiliki potensi besar dalam mendukung perekonomian nasional.
“Tahun 2024, Papua menyumbang sekitar Rp80 triliun hanya dari satu sektor. Bayangkan jika semua potensi seperti tambang, hasil laut, dan sumber daya alam lainnya dikelola secara optimal. Kita butuh regulasi yang berpihak dan kemitraan yang sehat agar masyarakat bisa masuk ke sistem usaha formal dan keluar dari aktivitas ekonomi ilegal,” jelasnya.
Gubernur juga mengajak masyarakat untuk mengubah paradigma dari mengejar jabatan politik menuju kemandirian ekonomi melalui kewirausahaan. “Jabatan habis, uang habis. Tapi kalau jadi pengusaha, dari generasi ke generasi bisa tetap hidup dan bertumbuh,” ungkapnya penuh semangat.
Ia menyebutkan bahwa APINDO merupakan organisasi strategis yang menghimpun kekuatan ekonomi nasional, termasuk perusahaan besar seperti PT Freeport Indonesia. “Kalau kita ingin terlibat dalam ekonomi nasional, kita harus berjejaring dan bersinergi,” ujarnya.
Dalam pidatonya, Nawipa menyoroti pentingnya efisiensi waktu dalam hidup produktif manusia.
“Kalau dihitung, manusia hanya punya sekitar 13 tahun efektif dalam hidupnya untuk mengubah nasib. Maka waktu itu harus digunakan dengan kerja keras, disiplin, dan konsistensi,” katanya.
Ia juga menyoroti fenomena budaya konsumtif dan gaya hidup pamer di media sosial yang menurutnya kontraproduktif terhadap semangat wirausaha sejati. “Jangan cuma jadi pahlawan medsos tapi tidak tahu regulasi, apalagi tidak punya usaha nyata. Itu hanya angin lalu,” sindirnya.
Lebih lanjut, Gubernur menekankan perlunya belajar dari etos kerja komunitas-komunitas yang sukses, seperti Tionghoa. “Rumah kecil tapi dalam besar. Uang diputar di dalam komunitas. Kita juga harus punya blueprint usaha yang jelas, manajemen yang kuat, dan tidak hanya ikut-ikutan bikin CV tanpa kapasitas,” tegasnya.
Ia menutup sambutannya dengan pesan persatuan dan kemandirian bagi masyarakat Papua Tengah. “Kelemahan kita selama ini adalah tidak bersatu. Tapi kalau kita solid, kita bisa jadi pemain utama, bukan pelengkap pembangunan,” ujarnya.
Gubernur berharap Musprov Apindo I ini mampu menghasilkan keputusan strategis dan melahirkan pengusaha-pengusaha baru yang dapat membawa Papua Tengah sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru di kawasan timur Indonesia.
“Selamat bermusyawarah. Semoga dari forum ini lahir pengusaha hebat yang membangun Papua Tengah dan menyejahterakan keluarga mereka sendiri,” tutup Gubernur Meki Nawipa. [*]