INTAN JAYA, TOMEI.ID | Jenazah seorang warga sipil bernama Ibu Hetina Murip akhirnya dikremasi di kampung halamannya, Ndugusiga, pada Kamis, 23 Mei 2025, setelah berhasil dievakuasi oleh warga dan tim kemanusiaan dari wilayah Intan Jaya.
Korban sebelumnya dilaporkan menjadi korban dalam operasi militer yang dilakukan oleh aparat gabungan TNI-Polri pada 13 Mei 2025 di Distrik Hitadipa dan Sugapa.
Berdasarkan kesaksian warga dan laporan tim kemanusiaan, Hetina Murip diduga dibunuh dan dikuburkan tanpa prosedur yang layak, sebagaimana perlakuan terhadap manusia, melainkan seperti “binatang”.
“Ia tidak mendapat perlakuan yang pantas sebagai warga sipil. Ini mencerminkan penghinaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan,” ujar salah satu relawan kemanusiaan di Intan Jaya, Sabtu, (24/5).
Hingga kini, laporan dari masyarakat menyebut masih banyak warga sipil lainnya yang belum ditemukan pasca operasi militer tersebut. Kondisi ini menambah keprihatinan atas krisis kemanusiaan yang tengah berlangsung di wilayah Papua, khususnya di Intan Jaya.
Sejumlah organisasi kemanusiaan dan gereja setempat telah menyerukan investigasi independen dan mendesak pemerintah untuk menghentikan pendekatan militeristik terhadap konflik di Papua. Mereka menekankan pentingnya perlindungan terhadap warga sipil dan penghormatan terhadap hak asasi manusia. [*]