Penyuluhan Kesehatan Berbasis Siklus Hidup dengan Metode I’MFINE di Papua Tengah

oleh -93 Dilihat

NABIRE, TOMEI.ID | Kondisi kesehatan di wilayah Papua khususnya di Provinsi Papua Tengah berada diangka kritis. Fasilitas kesehatan yang sangat terbatas dan Puskesmas serta Rumah Sakit yang berjauhan membuat langkah promosi kesehatan menjadi program kunci dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Papua Tengah.


Program Promosi Kesehatan di tempat umum sudah digagas oleh Dr. drg. Yohanes Tebai, MH.Kes saat menjabat Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat di Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Provinsi Papua Tengah mengagas kegiatan Gerakan Aku Sehat ( GAS). 

Program ini telah dilaksanakan penyuluhan kesehatan di 6 Pasar di Wilayah Kabupaten Nabire dan  Dinas Kesehatan Kabupaten Nabire, sudah disiapkan petunjuk teknis GAS.

banner 728x90

Namun tidak dilanjutkan oleh pihak yang berwajib karena berjalannya waktu, Doktor Tebai dipromosikan Jabatan ke kepala bidang pengendalian penduduk sehingga program GAS ini terhenti dan sulit dilanjutkan, maka pada hari kasih sayang, (Valentine Day) salah satu Yayasan bersama Dokter Tebai melanjutkan Kampanye GAS. 

“Hari ini, hari kasih sayang, kami mengucap syukur atas berkat Tuhan yang memberikan kami kesempatan kerja sama dengan Yayasan Tiga Jendela Bersaudara untuk melanjutkan program GAS yang saya rancang dan kami laksanakan pada tahun 2023 silam di 6 Pasar di wilayah Nabire untuk memberikan penyuluhan kesehatan berbasis siklus hidup IM FINE bersama Pengelola Pasar Karang dan Kepala Lurah Pasar Karang,”ungkap dokter Yohanes Tebai.

Penyuluhan kesehatan berbasis siklus hidup kini diterapkan dengan pendekatan komunikasi mindfulness atau metode komunikasi IMFINE yang dikembangkan oleh Dr. drg. Yohanes Tebai di Universitas Indonesia. 

Pendekatan ini dirancang agar penyampaian informasi kesehatan lebih singkat, padat, jelas, dan sesuai dengan kondisi masyarakat Papua.

Metode IMFINE terdiri dari beberapa tahap : 


I (Introduction) – mengenal audiensi, memahami budaya, bahasa, dan kondisi masyarakat agar penyuluhan efektif.

(Mindfulness) – penyuluh menyesuaikan diri dengan audiensi agar lebih diterima.


F (Friendly) – pendekatan persahabatan seperti menggunakan bahasa yang akrab, misalnya: “Bapak Ibu, jual dan beli tetap bisa lanjut, kami hanya pinjam telinga sebentar.


I (Improve) – peningkatan pemahaman dengan penyuluhan yang singkat, padat, dan jelas.
N (Necessary) – menyampaikan informasi tambahan yang penting.


E (Equity) – memastikan keseimbangan pemahaman antara penyuluh dan audiensi.

Penyuluhan Kesehatan Berbasis Siklus Hidup Seharian
Penyuluhan ini dilakukan dengan pendekatan keseharian masyarakat Papua, mulai dari pagi hingga pagi berikutnya:
Pagi Hari

Setelah bangun tidur, penting untuk berdoa, membersihkan kamar dan rumah agar udara segar.

Mandi dan potong kuku sembari memeriksa kesehatan tubuh (misalnya demam, batuk, atau luka).

Memastikan anak sudah imunisasi agar memiliki daya tahan tubuh yang baik.

Membersihkan dapur dan alat makan untuk mencegah penyakit akibat lingkungan yang kotor.

Sarapan dengan gizi seimbang agar tubuh memiliki energi cukup untuk aktivitas sehari-hari.

Membuang sampah di tempatnya dan membersihkan kandang ternak guna mencegah penyakit akibat sanitasi buruk.

Siang Hari

Anak-anak bersekolah, orang tua bekerja atau berkegiatan mencari nafkah.

Dianjurkan membawa bekal makanan dari rumah agar lebih sehat dan higienis.

Sore Hari
Setelah beraktivitas, kembali berkumpul di rumah.
Memasak secukupnya untuk makan malam guna mencegah kelebihan konsumsi yang bisa berujung pada obesitas, diabetes, dan penyakit jantung.
Malam Hari
Tidur cukup (minimal 8 jam) dan menggunakan kelambu untuk mencegah gigitan nyamuk penyebab malaria, demam berdarah (DBD), dan kaki gajah.

Menjaga kesetiaan dalam pernikahan untuk menghindari penyakit menular seksual seperti HIV, sifilis, dan gonore. Bagi yang pernah melakukan hubungan seksual berisiko, dianjurkan memeriksakan diri ke puskesmas karena kini sudah tersedia obat antiretroviral (ARV) untuk mencegah AIDS dan HIV.

Metode I’MFINE dalam penyuluhan kesehatan ini terbukti lebih efektif karena menyesuaikan dengan konteks budaya, kebiasaan, dan tingkat pemahaman masyarakat Papua. Dengan penerapan komunikasi yang lebih dekat dan personal, diharapkan masyarakat dapat menerapkan gaya hidup sehat dalam keseharian mereka.

“Kegiatan seperti ini sangat penting karena masyarakat masih berada di keadaan ketidaktahuan tentang kesehatan sehingga banyak masyarakat yang kita dapat memberikan pemahaman dimana Pasar sebagai tempat orang berkumpul,”ujar kepala Lurah Karang, B Kobepa, Jumat, (14/2).

Lebih lanjut diapresiasi oleh pengelola Pasar Karang Agus Tekege yang juga salah satu ketua RT di Kelurahan Bumi wonorejo ini. 

“Selama saya bertugas di Pasar Karang ini, Kami baru pertama kali menerima kegiatan penyuluhan kesehatan ini, kegiatan ini kami apresiasi karena akan berlanjut setiap hari jumat tentu kami pengelola akn menyiapkan tempat dan mendukung penuh,”tutupnya. [*].

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.