Meki Nawipa Resmikan Black Pearl English Academy, Dorong SDM Papua Tengah Mandiri

oleh -1234 Dilihat
Gubernur Papua Tengah, Meki F. Nawipa, SH, secara simbolis memotong pita saat meresmikan Kantor Yayasan Mutiara Hitam dan meluncurkan Program Black Pearl English Academy (BPEA) di Gedung Julian Yap Marei, Jalan Padat Karya Sanoba, Nabire, Kamis (26/6/2025). (Foto: Jebulon Bunai).

NABIRE, TOMEI.ID | Gubernur Papua Tengah, Meki Fritz Nawipa, secara resmi meresmikan Kantor Yayasan Mutiara Hitam dan meluncurkan Black Pearl English Academy (BPEA), Kamis (26/6/2025) di Jalan Padat Karya Sanoba, Nabire.

Peresmian ini menjadi komitmen Pemerintah Provinsi Papua Tengah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), khususnya di kalangan generasi muda Orang Asli Papua (OAP), kembali diwujudkan melalui langkah strategis di Papua Tengah.

banner 728x90

Diketahui, peresmian tersebut menjadi tonggak penting dalam upaya kolektif memperluas akses pendidikan berkualitas di Papua Tengah, khususnya dalam penguasaan bahasa Inggris sebagai keterampilan dasar abad ke-21.

Black Pearl English Academy (BPEA) dirancang sebagai program pelatihan intensif yang ditujukan untuk anak-anak dan pemuda Papua, dengan pendekatan yang kontekstual, praktis, dan berorientasi pada penguatan kapasitas lokal.

Gubernur Papua Tengah, Meki Fritz Nawipa dalam sambutannya menyatakan dukungan penuh terhadap inisiatif Yayasan Mutiara Hitam. Ia menegaskan bahwa pendidikan merupakan jalan utama untuk mendorong kemajuan dan kemandirian masyarakat Papua.

“Saya hanya punya satu harapan: jika satu orang Papua bisa sekolah, saya yakin dan percaya bahwa negeri ini bisa maju. Pendidikan adalah pintu masuk menuju masa depan yang mandiri dan bermartabat,” ujar Gubernur dengan nada tegas.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa gagasan mendirikan akademi ini telah tertanam sejak ia menjabat sebagai Bupati dan kini direalisasikan di tingkat provinsi. Menurutnya, Papua khususnya Papua Tengah memiliki semua potensi yang diberikan Tuhan untuk berkembang tanpa harus selalu bergantung pada luar negeri, termasuk dalam hal pendidikan.

“Papua tidak harus bergantung ke luar negeri untuk mendapatkan pendidikan yang baik. Tuhan sudah kasih kita potensi luar biasa di tanah ini. Kita hanya perlu kelola dengan benar dan mulai dari generasi muda kita,” tegasnya.

Black Pearl English Academy tidak hanya menjadi tempat belajar bahasa Inggris, tetapi juga dirancang sebagai ruang pemberdayaan dan pembentukan karakter. Akademi ini menempatkan nilai-nilai integritas, kepercayaan diri, dan kepemimpinan sebagai bagian tak terpisahkan dari proses pembelajaran.

Ketua Yayasan Mutiara Hitam, dalam kesempatan tersebut, menyampaikan bahwa BPEA merupakan langkah awal dari serangkaian program penguatan SDM yang dirancang yayasan. Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pihak donor untuk memastikan keberlanjutan program ini.

Sementara itu, perwakilan lembaga donor dari Australia menyambut baik semangat kolaboratif yang terbangun dan menyatakan kesiapan mendukung pengembangan akademi ini secara bertahap, termasuk peningkatan kapasitas pengajar lokal dan penyediaan materi ajar berbasis konteks Papua.

Seremoni peresmian berlangsung hangat dan penuh semangat. Ditandai dengan pemotongan pita oleh Gubernur Meki Nawipa bersama Ketua Yayasan dan tokoh-tokoh gereja, acara juga dimeriahkan dengan penampilan seni budaya oleh anak-anak Papua yang menjadi simbol semangat baru dalam membangun masa depan lewat pendidikan.

Dengan kehadiran BPEA, diharapkan generasi muda Papua Tengah akan semakin siap menghadapi tantangan global dengan fondasi pengetahuan yang kuat, keterampilan berbahasa yang baik, dan keyakinan pada jati diri mereka sebagai anak bangsa.

Langkah ini menjadi salah satu wujud nyata dari visi besar Pemerintah Provinsi Papua Tengah dalam membangun daerah dari pinggiran, dengan mengedepankan kearifan lokal dan potensi generasi muda sebagai agen perubahan.

Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai pihak terkait, antara lain Ketua dan Wakil Ketua Sinode Gereja Kristen Injili (GKI) di Tanah Papua, perwakilan Dinas Pendidikan Provinsi Papua Tengah, perwakilan Pemerintah Daerah Kabupaten Nabire, Ketua Yayasan Mutiara Hitam, lembaga donatur dari Australia, pemilik lahan Petrus Samuel Yap Marei, tokoh masyarakat, serta tamu undangan lainnya. [*].

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.