JAYAPURA, TOMEI.ID | Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Cenderawasih (FKIP Uncen) Jayapura, Papua resmi menetapkan tiga mahasiswa sebagai pimpinan organisasi kemahasiswaan (Ormawa) periode 2025-2026.
Acara penetapan berlangsung melalui sidang umum Pemilihan Raya Mahasiswa (Pemira) FKIP yang digelar di Aula Serbaguna Kampus FKIP Uncen Bawah, Abepura, Kamis (8/5/2025).
Sidang dipimpin oleh Ketua Komisi Pemilu Raya Mahasiswa (KPRMF, Rafa Arial Mariai dan Sekretaris, Yulianus Bunai.
Rafael Petrus Pigai terpilih sebagai Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FKIP, didampingi oleh Paulinus Sada sebagai Wakil Ketua. Sementara itu, Glori Yohame dipercaya memimpin Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) FKIP sebagai Ketua Umum.
Proses Pemira berlangsung secara demokratis dan partisipatif ini mencerminkan semangat kolektif mahasiswa dalam memilih pemimpin yang aspiratif.
Rafael yang dikenal aktif dalam advokasi pendidikan dan organisasi kemahasiswaan, bersama Paulinus diharapkan mampu membawa kepemimpinan BEM FKIP yang responsif terhadap dinamika kampus.
Glori Yohame menegaskan komitmennya dalam memperkuat peran DPM sebagai lembaga legislatif mahasiswa yang akuntabel, transparan, dan representatif. Ia menyampaikan bahwa DPM harus menjadi wadah kontrol yang konstruktif dalam mengawal kebijakan organisasi mahasiswa di tingkat fakultas.
Ketiga pimpinan terpilih ini diharapkan mampu menghadirkan semangat baru dalam membangun iklim akademik yang inklusif, kritis, dan berintegritas di lingkungan FKIP. Fakultas ini sendiri menaungi sejumlah Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) dari berbagai program studi yang tersebar di Jayapura, Nabire, Biak, dan Mimika.
Dukungan terhadap kepemimpinan baru datang dari berbagai elemen mahasiswa lintas fakultas. Salah satunya dari BEM Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Uncen yang melalui unggahan resmi pada Jumat (9/5/2025) menyampaikan harapan: “Semoga para pimpinan terpilih dapat mengemban amanah dengan penuh integritas dan menjadi motor penggerak perubahan positif.”
Pemilihan ini tidak hanya menjadi bagian dari tradisi demokrasi kampus, tetapi juga menjadi simbol hadirnya harapan baru bagi mahasiswa FKIP Uncen menuju kepemimpinan yang adil, solutif, dan visioner.[*].